Bagaimana Hukumnya Taqlid?
Bagaimana Hukumnya Taqlid? - Bagi orang awam taqlid atau mengikuti ulama mujtahid
yang telah memahami agama secara mendalam hukumnya wajib, sebab tidak semua
orang mempunyai kemampuan dan kesempatan untuk mempelajari agama secara
mendalam. Allah SWT berfirman :
وَمَاكَانَ اْلمُؤْمِنُوْنَ
لِيَنْفِرُوْاكَافَّةً فَلَوْلاَ نَفَرَ مِنْ كُلِ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ
لِيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِيْنِ وَلِيُنْدِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَارَجَعُوْا
اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ
“Tidak pantas orang beriman pergi ke medan perang semua, hendaknya ada sekelompok dari tiap golongan dari mereka ditinggal untuk memperdalam agama dan memberikan peringatan kepada kaumnya apabila mereka kembali kepadanya, mudah-mudahan mereka itu takut.” (QS At-Taubah: 122)
Dalam ayat ini jelas Allah SWT menyuruh kita untuk
mengikuti orang yang telah memperdalam agama. Dalam ayat lain secara lebih
tegas Allah SWT berfirman:
فَسْئَلُوْااَهْلَ
الذِكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ
“Maka hendaknya kamu bertanya kepada orang-orang yang ahli Ilmu Pengetahuan jika kamu tidak mengerti.” (An-Nahl: 43)
Kepada siapakah kita bertaqlid? Kita bertaqlid kepada
salah satu dari madzhab empat yang telah dimaklumi oleh seluruh Ahli Ilmu,
tentang keahlian dan kemampuan mereka dalam Ilmu Fiqih.
Di samping itu telah dimaklumi pula ketinggian akhlaq
dan taqwa mereka yang tidak akan menyesatkan umat. Mereka adalah orang yang
takut kepada Allah SWT dan telah meletakkan hukum bersumber dari Al-Qur’an,
As-Sunnah, Al-Ijma’ dan Al-Qiyas. Namun, ketika kita boleh bertaqlid, bukan
kemudian kita bertaqlid kepada sembarang orang yang belum mutawatir
kemasyhurannya. Tentu taqlid semcam itu justru akan membawa kesesatan. Kita
bertaqlid kepada ulama yang telah diakui umat, baik akhlaq dan sikapnya
sehari-hari, di mana fatwa mereka diyakini berasal dari Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an :
اِنَّمَا يَخْشَى اللهَ مِنْ عِبَادِهِ اْلعُلَمؤُا
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya hanyalah para Ulama.” (Fathir: 28)
Taqlid buta, atau taqlid kepada sembarang orang tentu
dilarang oleh agama. Bagi mereka yang ada kesempatan dan kemampuan tentu wajib
mengetahui seluk beluk dalil yang dipergunakan oleh para fuqaha'. Namun, untuk
mencapai derajat mujtahid barangkali sulit, walaupun kemungkinan selalu ada.
0 Response to "Bagaimana Hukumnya Taqlid?"
Post a Comment
Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!