Taubat dalam Sunnah Nabi SAW (2/2)
Taubat dalam
Sunnah Nabi SAW - Dari 'Imran bin Hushain
r.a. bahwa seorang wanita dari Juhainah datang kepada Rasulullah Saw, dan
wanita itu sedang hamil karena zina. Kemudian wanita itu berkata kepada beliau:
Wahai Rasulullah Saw aku telah melanggar had, maka jatuhkanlah kepada saya
hukumannya". Kemudian Nabi Saw memanggil keluarganya. Dan bersabda:
"Perlakukanlah
dia dengan baik, dan jika ia telah melahirkan maka bawalah dia kemari".
Keluarganya pun menjalankannya. Kemudian (setelah datang masanya) Rasulullah
Saw memerintahkan untuk menjatuhkan hukum atasnya, dan badannya diikat,
kemudian iapun dirajam. Setelah itu Rasulullah Saw menshalatkan jenazahnya.
Melihat itu Umar bertanya: Wahai Rasulullah Saw apakah baginda menshalatkannya padahal
ia telah berzina? Rasulullah Saw bersabda:
"Ia telah
melakukan taubat yang jika taubat itu dibagi-bagi bagi tujuh puluh penduduk
Madinah niscaya mencukupi mereka, dan apakah engkau dapati yang lebih baik
daripada orang yang datang menyerahkan dirinya kepada Allah SWT?". Hadits
diriwayatkan oleh Muslim.
Dari Abi Sa'id
al Khudri r.a. bahwa Nabi Saw bersabda:
"Pada jaman
sebelum kalian ada seseorang yang telah membunuh sembilan puluh sembilan
manusia, kemudian ia mencari manusia yang paling alim di muka bumi, dan ia pun
ditunjukkan kepada seorang rahib. Ia mendatangi rahib itu dan bertanya: bahwa
ia telah membunuh sembilan puluh sembilan manusia, maka apakah ia masih dapat
bertaubat?. Sang rahib menjawab: "tidak". Dan orang itupun membunuh
sang rahib, hingga ia melengkapi bilangan seratus orang yang telah ia bunuh.
Kemudian ia kembali menanyakan tentang orang yang paling alim di muka bumi, dan
ia pun ditunjukkan kepada seorang alim, dan ia bertanya: bahwa ia telah
membunuh seratus manusia, maka apakah ia dapat bertaubat? Orang alim itu
menjawab: "ya bisa, siapa yang menghalangi antaranya dengan taubat?
Pergilah engkau ke daerah ini dan ini, karena di sana ada manusia yang
menyembah Allah, maka beribadahlah bersama mereka, dan jangan kembali ke negerimu
lagi; karena ia adalah negeri yang buruk". Orang itu kemudian berangkat
menuju negeri yang ditunjukan itu hingga sampai di tengah perjalanan, di sana
malaikat maut mendatanginya dan mencabut nyawanya. Kemudian malaikat rahmat dan
malaikat azab bertengkar; malaikat rahmah berkata: Orang ini telah berangkat
untuk bertaubat kepada Allah SWT (oleh karena itu ia berhak mendapatkan
rahmah). Sedangkan malikat azab berkata: orang ini tidak pernah melakukan
kebaikan sedikitpun (oleh karena itu ia seharusnya diazab. Selanjutnya, datang
malaikat dalam bentuk seorang manusia, dan berkata kepada keduanya: Ukurlah
antara dua negeri itu (antara tempat asalnya dan tempat tujuannya), tempat mana
yang lebih dekat orang itu, maka orang itu dimasukkan dalam kelompok itu. Malaikat
pun mengukurnya dan mendapati orang itu lebih dekat ke tempat yang ditujunya
(tempat orang saleh), maka orag itupun dicabut oleh malaikat rahmah".
Dalam satu
riwayat:
"Maka
diketahui orang itu lebih dekat ke negeri yang saleh sekadar satu jengkal, sehingga
iapun dimasukkan dalam golongan orang saleh itu".
dalam riwayat
lain:
"Allah SWT
memerintahkan kepada negeri yang buruk itu untuk menjauh dan kepada negeri yang
saleh untuk mendekat. Kemudian memerintahkan kepada malaikat: Ukurlah antara
keduanya, dan para malaikut mendapati orang itu lebih dekat ke negeri yang
saleh sekadar satu hasta, maka Allah SWT mengampuni orang itu".
Dalam riwayat
lainnya: Qatadah berkata: Hasan berkata: Diceritakan kepada kami bahwa ketika
beliau didatangi malaikat pencabut nyawa ia menyodorkan dadanya
kepadanya". Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah dengan
sejenisnya.
Dari Abi
Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Allah SWT
berfirman: " Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku
akan bersamanya ketika ia berdzikir kepada-Ku, dan Allah SWT lebih senang
dengan taubat seorang manusia dari pada seorang kalian yang menemukan kembali
perbekalannya di padang tandus. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku satu hasta
maka Aku akan mendekat kepadanya satu lengan, dan barang siapa mendekat
kepada-Ku satu lengan maka Aku akan mendekat kepadanya dua lengan, dan jika ia
menghadap kepada-Ku dengan berjalan maka Aku akan menemuinya dengan
berlari". Hadits diriwayatkan oleh Muslim, dan lafazhnya darinya, juga
Bukhari dengan lafazh yang sama.
Dari Syuraih
--yaitu Ibnu Harits-- ia berkata: Aku mendengar seorang laki-laki dari sahabat
Rasulullah Saw berkata: Rasulullah Saw bersabda:
"Allah SWT
berfirman: Wahai anak Adam, bangunlah kepada-Ku niscaya aku akan berjalan
kepadamu, dan berjalanlah kepada-Ku niscaya Aku datang kepadam dengan
berlari". hadits diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanadnya yang sahih. (Dan
al Haitsami berkata: Diriwayatkan oleh Ahmad dan para perawinya adalah sahih,
kecuali Syuraih bin Harits, ia adalah tsiqat (10/196, 197).).
Dari Anas bin
Malik r.a. ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: "Allah SWT lebih
berbahagia mendapati hamba-Nya bertaubat dari seorang yang tiba-tiba menemukan
kendaraannya kembali setelah hilang di padang pasir", hadits diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim. Keduanya juga meriwayatkannay dari Ibnu Mas'ud dengan
redaksi yang lebih luas dari itu. Dan akan disebutkan pada waktunya nanti.
Dari Abi Dzar
r.a. ia berkata; Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa
yang melakukan kebaikan pada masa usianya yang tersisa maka ia akan diampuni
akan dosa-dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa yang berbuat buruk pada masa
usianya yang tersisa maka ia akan dipertanyakan akan dosa yang telah lalu dan
dosa pada usianya yang tersisa". Hadits diriwayatkan oleh Thabrani denagn
sanad hasan. (Seperti itu pula al Haitsami berkata: (10/202).).
Dari 'Uqbah bin
'Amir ia berkata: Rasulullah Saw bersabda:
"Sesungguhnya
perumpamaan orang yang mengerjakan keburukan dan kemudian melakukan kebaikan
adalah seperti orang yang mengenakan pakaian besi yang telah menjepitnya,
kemudian ia melakukan kebaikan dan pakaian besi itupun membuka satu sisinya,
dan ketika ia melakukan kebaikan yang lain baju besi itupun makin mengendur
hingga akhirnya ia dapat keluar darinya". Hadits diriwayatkan oleh Ahmad,
dan Thabrani dengan dua sanad, dan salah satu sanadnya adalah sahih. (Dan al
Haitsami berkata: Hadits diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani. Dan satu sanad
Thabrani para perawinya adalah sahih (10/201, 202).).
Dari Abi Huraira
r.a. ia berkata: bahwa seorang laki-laki mencium seorang wanita, dalam riwayat
lain disebutkan: seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw dan berkata:
Wahai Rasulullah Saw, aku mengobati seorang wanita di ujung kota, dan aku
menyentuh bagian dari tubuh yang seharusnya tidak perlu aku sentuh [dalam
pengobatan] (Perkataannya: "menyentuh bagian dari tubuh yang seharusnya
tidak perlu aku sentuh (dalam pengobatan)" maksudnya adalah melakukan
perbuatan selain bersetubuh.), saya mengakui perbuatan saya, maka berikanlah
hukuman kepada saya sesuai kehendak Rasulullah Saw". Umar berkata: Allah
SWT akan menutupi perbuatanmu jika kamu menutupinya. Ia berkata: Dan Nabi Saw
tidak mengatakan apa-apa kepadanya. Kemudian orang itu bangkit dan berjalan.
Dan kemudian Rasulullah Saw mengutus seseorang untuk memanggilnya kembali dan
membacakan ayat ini:
"Dan
dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik
itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat" (QS. Hud: 114.).
Seorang
laki-laki dari yang hadir berkata: Wahai Nabi Allah, apakah itu hanya khusus
baginya? Rasulullah Saw bersabda: "Namun bagi seluruh manusia".
Hadits diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya.
Dari Abi Thawil
Syathbul Mamdud bahwa ia mendatangi Nabi Saw dan bertanya: Apakah orang yang
telah melakukan segala dosa seluruhnya, dan tidak ada suatu dosa apapun yang
tidak pernah dilewatkannya, baik dosa yang kecil maupun yang besar telah ia
lakukan, apakah ia masih terbuka taubat baginya?" Rasulullah Saw bersabda:
"Apakah engkau telah masuk Islam?". sedangkan saya, maka aku bersaksi
bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan bahwa engkau adalah Rasulullah
Saw". Rasulullah Saw bersabda: " Lakukanlah kebaikan, dan
tinggalkanlah seluruh keburukan, niscaya Allah SWT akan menjadikan itu semua
sebagai kebaikan". Orang itu kembali bertanya: "Apakah itu termasuk
dengan perbuatan-perbuatan burukku yang lalu?". Rasulullah Saw menjawab:
"Ya". Orang itu mengucapkan: Allah Akbar!, dan ia terus bertakbir
(sambil berjalan) hingga tubuhnya tidak terlihat oleh kami. Hadits diriwayatkan
oleh Al Bazzar, dan Thabrani, dan lafazh hadits itu adalah riwayatnya. Dan
isnadnya adalah jayyid dan kuat. (Al Haitsami berkata: (10/202) hadits ini
diriwayatkan oleh Thabrani dan Al Bazzar dengan riwayat yang sama. Dan para
perawi Bazzar adalah sahih, selain Muhammad bi Harun Abi Nasyith, dia adalah
tsiqat.).
0 Response to "Taubat dalam Sunnah Nabi SAW (2/2)"
Post a Comment
Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!