Biografi Malcom X - Pendakwah Islam dari Amerika
Pada tanggal 19
Mei 1924 di Omaha, Nebraska, seorang bayi kulit hitam lahir dan diberi nama
Malcolm Little. Kelak, bayi itu begitu terkenal dengan nama Malcolm X, dan
setiap orang kulit hitam muslim di AS tahu siapa Malcolm X .”X”, nama yang
diberikan oleh orang yang membuatnya menjadi muslim.”X” suatu cara untuk
mengidentifikasikan dirinya dengan budak-budak hitam Afrika yang diangkut ke
Amerika. Dulu, pada abad ke-19, bahkan nama orang-orang hitam itu tak diacuhkan
oleh pedagang-pedagang budak, dan karena itu mereka hanya disebut sebagai “X”.
Malcolm X (19
Mei 1925–21 Februari 1965) adalah tokoh Muslim dari kaum Afrika-Amerika yang
ketokohannya dapat disandingkan dengan Dr. Martin Luther King yang berjuang
menghapus segala macam diskriminasi lebih-lebih yang menimpa kaum
Afrika-Amerika yang sering dikonotasikan dengan kaum negro yang
terdiskriminasikan.
Malcolm Little,
seperti kebanyakan kaum kulit hitam pada awal tahun 1900-an di Amerika, sering
berkabung dalam kemelaratan, dan menghirup udara perbedaan perlakuan ras. Ayah
Malcolm, Earl Little, adalah pendeta Gereja Baptis. Dia aktif dalam organisasi
UNIA (Asosiasi Perbaikan Kaum Negro Sedunia). UNIA mengibarkan panji-panji kaum
kulit hitam asli, dan menganjurkan kembali ke Afrika tanah nenek moyang mereka.
Begitu tumbuh dewasa, Malcolm seperti ayahnya: tinggi, besar, dan gagah.
"Saya tahu
masyarakat seringkali membunuh orang-orang yang berusaha mengubah mereka
menjadi lebih baik. Jika saya mati dengan membawa cahaya bagi mereka dengan
membawa kebenaran hakiki yang akan menghancurkan kanker rasisme yang
menggerogoti tubuh Amerika Serikat (AS) semua itu terserah kepada Allah SWT.
Sementara itu kesalahan atau kekhilafan dalam upaya saya itu semata-mata adalah
dari saya sendiri". Demikianlah pesan terakhirnya dalam buku "Malcolm
X", Sebuah Otobiografi yang ditulis oleh Alex Harley.
Semasa kecilnya
Malcolm dan keluarganya sering menjadi sasaran penembakan, pembakaran rumah
pelecehan dan ancaman lantaran ayahnya adalah anggota UNIA yang militan, hingga
semuanya memuncak saat ayahnya dibunuh kelompok rasis kulit putih ketika
Malcolm berusia enam tahun.
Kehilangan
ayahnya merubah kehidupannya sehingga menjadi anak yang liar. Sekolahnya
terputus tatkala usianya mencapai 15 tahun. Selanjutnya jalanan dan germerlap dunia
hitam yang membuatnya terjerumus dalam berbagai kehidupan antargank pencurian
mariyuana narkotika minuman keras perjudian dan pelacuran baik selagi di
kampungnya maupun setelah pindah ke Harlem (wilayah terkenal bagi orang Negro)
di New York
Pada usia 20
tahun dia diajukan ke pengadilan atas kasus pencurian dan ditahan hingga
berusian 27 tahun. Seperti layaknya narapidana lainnya, banyak keonaran yang
dia lakukan di penjara namun dia suka menyendiri di balik kamar tahanannya.
Dia menemukan
apa yang dinamakan pencerahan diri mulai dari membaca menulis di dalam penjara
Chalestown State. Kemudian terjadi surat-menyurat antara Malcolm dan saudaranya
Philbert serta diskusi dengan saudara kandungnya Hilda yang sering
mengunjunginya selama dipenjara khususnya mengenai ajaran agama Islam tempat
kedua saudaranya adalah pengikut Nation of Islam (NoI). Berawal dari sinilah
dia mengenal NoI, masuk Islam dan mengadakan kontak melalui surat-menyurat
dengan Mr Elijah Muhammad, pimpinan sekaligus tokoh yang dianggap sebagai
utusan Allah oleh pengikut NoI. Berkat Elijah-lah ia memahami ketertindasan dan
ketidakadilan yang menimpa ras hitam sepanjang sejarah. Sejak itulah Malcolm X
menjadi seorang napi yang kutu buku mulai dari menekuni sastra, agama, bahasa,
dan filsafat.
Pada hari
pembebasannya Malcolm langsung pergi ke Detroit untuk bergabung dengan kegiatan
NoI. Dengan bergabungnya Malcolm, NoI berkembang menjadi organisasi yang
berskala nasional. Malcolm sendiri menjadi figur yang terkenal di dunia, mulai
dari wawancara di televisi, majalah, dan pembicara di berbagai universitas dan
serta forum lainnya. Kepopulerannya terbit berkat kata-katanya yang tegas dan
kritis seputar kesulitan yang dialami kaum negro, diskriminasi, dan sikap
kekerasan yang ditunjukkan kaum kulit putih terhadap kaummnya.
Namun
sayangnya, NoI juga memberikan pandangan-pandangan yang bersikap rasis sehingga
ia menolak bantuan apapun dari kalangan kulit putih yang benar-benar mendukung
perjuangan antidiskriminasi. Bahkan selama 12 tahun Malcolm mendakwahkan bahwa
orang kulit putih adalah iblis dan yang terhormat adalah Elijah Muhammad adalah
utusan Allah.
Pandangan
tersebut tentu saja bertentangan dengan ajaran Islam sendiri yang tidak
membedakan kehormatan dan kehinaan seseorang berdasarkan ras serta tidak ada
nabi sesudah Nabi Muhammad SAW.
Pandangan rasis
dari NoI membuat Malcolm kemudian menyadari bahwa hal tersebut sebagai sebuah
ajaran yang tidak rahmatan lil alamin. Karena hal itu Ia pun keluar dari NoI
dan berniat mendirikan organisasi sendiri, selain masalah internal NoI.
Bahkan Malcolm
mengatakan, dirinya sering menerima teguran bahwa tuduhan white indicting yang
dia lontarkan tidak memiliki dasar dalam perspektif Islam. Di antaranya yang
memberikan teguran adalah justru dari kalangan Muslim Timur tengah atau Muslim
Afrika Utara. Meski demikian mereka menganggap dia benar-benar memeluk Islam
dan mengatakan jika dia berkesempatan mengenal Islam sejati pasti akan memahami
ajarannya dan memegang teguh ajarannya.
“Pada usiaku
yang ke-39, aku berada di kota suci Mekah. Saat itulah, untuk pertamakali dalam
hidupku, aku berdiri di hadapan Ciptaan Yang Mahakuasa dan aku merasa menjadi
manusia utuh.” (The Autobiography of Malcolm X, seperti yang dituturkan kepada
Alex Haley)
Setelah
melakukan perjalanan ibadah haji dia mendapatkan gambaran yang berbeda dari
pandangannya selama ini, apalagi setelah melihat jamaah haji yang berkumpul
dari belahan bumi, dari berbagai ras, bangsa dan warna kulit yang semua memuji
Tuhan yang satu dan tidak saling membedakan
Beliau berkata,
"Pengalaman haji yang saya alami dan lihat sendiri benar benar memaksa
saya mengubah banyak pola pikir saya sebelumnya dan membuang sebagian pemikiran
saya. Hal itu tidaklah sulit bagi saya." Kata-kata ini sebagai bukti bahwa
dirinya mengubah pandangan dari memperjuangkan hak sipil orang negro ke gagasan
internasionalisme dan humanisme Islam. Malcolm X pun berganti nama menjadi Haji
Malik kemudian berkata:
"Perjalanan
haji telah membuka cakrawala berpikir saya dengan menganugerahkan cara pandang
baru selama dua pekan di Tanah Suci. Saya melihat hal yang tidak pernah saya
lihat selama 39 tahun hidup di Amerika Serikat. Saya melihat semua ras dan
warna kulit bersaudara dan beribadah kepada satu Tuhan tanpa menyekutukannya.
Benar pada masa lalu saya bersikap benci pada semua orang kulit putih namun
saya tidak merasa bersalah dengan sikap itu lagi karena sekarang saya tahu
bahwa ada orang kulit putih yang ikhlas dan mau bersaudara dengan orang negro.
Kebenaran Islam telah menunjukkan kepada saya bahwa kebencian membabi buta
kepada semua orang putih adalah sikap yang salah seperti halnya jika sikap yang
sama dilakukan orang kulit putih terhadap orang negro".
Malcolm X
akhirnya mendirikan Organization of Afro-American Unity pada 28 Juni 1964. Pada
21 Februari 1965, pada saat akan memberi ceramah di sebuah hotel di New York,
Malcolm X tewas diujung peluru tiga orang Afrika-Amerika yang ironisnya dia
perjuangkan nilai-nilai dan hak-haknya serta tidak ada yang tahu siapa dan apa di
balik kematiannya. Kendati demikian, impian Malcolm X menyebarkan visi
antirasisme dan nilai-nilai Islam yang humanis, menggugah kalangan Afro-Amerika
dan dunia.
Sumber :
-
http://abdilatief.wordpress.com/2009/10/19/malcolm-x-pendakwah-besar-amerika-part-1/
- http://tokoh-muslim.blogspot.com/2009/01/malcolm-x.html
0 Response to "Biografi Malcom X - Pendakwah Islam dari Amerika"
Post a Comment
Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!