Bertaubatlah Kalian Semua Kepada Allah SWT
Di antara ayat
Al Quran yang berbicara tentang taubat adalah firman Allah:
"Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung" (QS.
An-Nur: 31).
Dalam ayat ini,
Allah SWT memerintahkan kepada seluruh kaum mu'minin untuk bertaubat kepada
Allah SWT, dan tidak mengecualikan seorangpun dari mereka. Meskipun orang itu
telah demikian taat menjalankan syari'ah, dan telah menanjak dalam barisan kaum
muttaqin, namun tetap ia memerlukan taubat. Di antara kaum mu'minin ada yang
bertaubat dari dosa-dosa besar, jika ia telah melakukan dosa besar itu. Karena
ia memang bukan orang yang ma'shum (terjaga dari dosa). Di antara mereka ada
yang bertaubat dari dosa-dosa kecil, dan sedikit sekali orang yang selamat dari
dosa-dosa macam ini. Dari mereka ada yang bertaubat dari melakukan yang
syubhat. Dan orang yang menjauhi syubhat maka ia telah menyelamatkan agama dan
nama baiknya. Dan diantara mereka ada yang bertaubat dari tindakan-tindakan
yang dimakruhkan. Dan di antara mereka malah ada orang yang melakukan taubat
dari kelalaian yang terjadi dalam hati mereka. Dan dari mereka ada yang
bertaubat karena mereka berdiam diri pada maqam yang rendah dan tidak berusaha
untuk mencapai maqam yang lebih tinggi lagi.
Taubat orang
awam tidak sama dengan taubat kalangan khawas, juga tidak sama dengan taubat
kalangan khawas yang lebih tinggi lagi. Oleh karena itu ada yang mengatakan:
"Kebaikan kalangan abrar adalah kesalahan orang-orang kalangan
muqarrabin!" Namun, dalam ayat itu, semua mereka diperintahkan untuk
melakukan taubat, agar mereka selamat.
Pengarang kitab
Al Qamus memberikan komentar atas ayat ini dalam kitabnya (Al Bashair): Ayat
ini terdapat dalam kelompok surah Madaniyyahh . Allah tujukan kepada kaum yang
beriman dan kepada makhluk-makhluk-Nya yang baik, agar mereka bertaubat
kepada-Nya, setelah mereka beriman, sabar, hijrah dan berjihad. Kemudian
mengaitkan keberuntungan dengan taubat "agar kalian beruntung". Yaitu
mengaitkan antara sebab dengan yang disebabkan. Dan menggunakan dengan 'adat'
"la'alla" untuk memberikan pengertian pengharapan. Yaitu jika kalian
bertaubat maka kalian diharapkan akan mendapatkan keberuntungan, dan hanya
orang yang bertaubat yang berhak mengharapkan keberuntungan itu.
Sebagian ulama
suluk berkata: Taubat adalah wajib bagi seluruh manusia, hingga bagi para nabi
dan wali-wali sekalipun. Dan janganlah engkau duga bahwa taubat hanya khusus
untuk Adam a.s. saja. Allah SWT befirman:
"Dan
durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia, kemudian Tuhannya memilihnya maka
Dia menerima taubatnya dam memberinya petunjuk" (QS. Thahaa: 121-122).
Namun ia adalah
hukum yang azali dan tertulis bagi umat manusia sehingga tidak mungkin dapat
diterima sebaliknya. Selama sunnah-sunnah (ketentuan) Ilahi belum tergantikan.
Maka kembali --yaitu dengan bertaubat-- kepada Allah SWT bagi setiap manusia
adalah amat urgen, baik ia seorang Nabi atau orang yang berperangai seperti
babi, juga bagi wali atau si pencuri. Abu Tamam berkata:
"Jangan
engkau sangka hanya Hindun yang berhianat, itu adalah dorongan peribadi dan
setiap orang dapat berlaku seperti Hindun!
Perkataan itu
didukung oleh hadits:
"Seluruh
kalian adalah pembuat salah dan dosa, dan orang yang berdosa yang paling baik
adalah mereka yang sering bertaubat". Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad
dan lainnya dari Anas. Juga taubat itu adalah wajib bagi seluruh manusia. Ia
wajib dalam seluruh kondisi dan secara terus menerus. Pengertian itu dipetik
dari dalil yang umum, Allah SWT berfirman: " dan bertaubatlah kamu
sekalian kepada Allah". Karena manusia tidak mungkin terbebaskan dari dosa
yang diperbuat oleh anggota tubuhnya. Hingga para nabi dan orang-orang yang
saleh sekalipun. Dalam Al Quran dan hadits disebutkan tentang dosa-dosa mereka,
serta taubat dan tangisan sesal mereka.
Jika suatu saat
orang terbebas dari maksiat yang dilakukan oleh tubuhnya, maka ia tidak dapat
terlepas dari keinginan berbuat maksiat dalam hatinya. Dan jikapun tidak ada
keinginan itu, dapat pula ia merasakan was-was yang ditiupkan oleh syaitan
sehingga ia lupa dari dzikir kepada Allah SWT. Dan jika tidak, dapat pula ia
mengalami kelalaian dan kurang dalam mencapai ilmu tentang Allah SWT,
sifat-sifat-Nya serta perbuatan-perbuatan-Nya. Semua itu adalah kekurangan dan
masing-masing mempunyai sebabnya. Dan membiarkan sebab-sebab itu dengan
menyibukkan diri dengan pekerjaan yang berlawanan berarti mengembalikan diri ke
tingkatannya yang rendah. Dan manusia berbeda-beda dalam kadar kekurangannya, bukan
dalam kondisi asal mereka (Lihat: Syarh Ainul Ilmi wa Zainul Hilm, juz 1 hal.
175. Kitab ini adalah mukhtasar (ringkasan) kitab Ihya Ulumuddin).
Oleh: DR. Yusuf Qardhawi
0 Response to "Bertaubatlah Kalian Semua Kepada Allah SWT"
Post a Comment
Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!