Keharusan Untuk Bertaubat Secepatnya
Keharusan Untuk Bertaubat Secepatnya - Jika taubat adalah wajib bagi seluruh kaum mu'minin, maka melaksananya
secepatnya adalah kewajiban yang lain. Sehingga tidak boleh ditunda
pelaksanaannya. Karena itu akan berbahaya bagi hati orang yang beragama. Dan
jika tidak secepatnya membersihkan dirinya dari dosa, ditakutkan pengaruh dosa
itu akan bertumpuk dalam hatinya, satu persatu, hingga hati itu menghitam atau
membusuk. Seperti disebutkan halam hadits yang diriwayaktan oleh
Abu Hurairah
r.a. dari Nabi Saw:
"Sesungguhnya
seorang manusia, jika ia melakukan dosa maka dihatinya akan tercoreng warna
hitam, dan jika ia meninggalkan perbuatan dosa itu serta bertaubat darinya,
maka hatinya kembali bersih. Dan jika ia kembali melakukan dosanya itu, maka
hitamnya itu akan ditambah hingga menutupi seluruh hatinya, itulah tutupan yang
disebutkan Allah SWT dalam firman-Nya: "Sama sekali tidak (demikian),
sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka."
(Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi (3331) dan ia berkata: Hasan Sahih. Demikian
juga An Nasai, Ibnu Majah (4244), Ibnu Hibban dalam sahihnya seperti terdapat
dalam Al Mawarid (2448) dan Al Hakim serta ia mensahihkannya atas syarat Muslim
dan Adz Dzahabi menyetujuinya (2/517). Dan ayat itu adalah dari QS. Al
Muthaffifiin: 14)
Ibnu Qayyim
berkata: segera bertaubat dari dosa adalah kewajiban yang harus dilakukan
segera, dan tidak boleh ditunda. Ketika ia menundanya maka ia bertambah dosa
dengan penundaannya itu. Dan jika ia telah bertaubat dari dosa, maka masih ada
dosa yang harus ia pintakan ampunannya, yaitu dosa menunda bertaubat! Tentang
ini sedikit sekali dipikirkan oleh orang yang telah bertaubat. Malah ia
menyangka jika ia telah bertaubat dari dosanya maka ia tidak memiliki dosa lagi
selain itu, padahal ia tetap memiliki dosa, yaitu menunda taubatnya itu.
Yang paling
berbahaya bagi orang yang melakukan maksiat adalah jika ia terus menunda-nunda
taubat. Artinya, ia selalu berkata: nanti aku akan kembali menjadi orang yang
benar, aku akan taubat, aku akan berhenti dari melakukan perbuatan ini dan itu.
Oleh karena itu dikatakan: ungkapan "saufa --nanti aku akan" adalah
salah satu tentara Iblis! Dikatakan pula: mayoritas penghuni neraka adalah orang
-orang yang selalu berkata: nanti akan taubat, nanti aku akan ... dst. Allah
SWT berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah
harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa
yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi dan
belanjakanlah sebagian dari apa yang kamu berikan kepadamu sebelum datang
kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: Ya Tuhanku,
mengapa engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat yang
menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh? Dan
Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang
kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (al Munafiqun: 9-11)
Di antara
keutamaan mensegerakan taubat adalah: ia akan membantu orang yang berdosa itu
untuk mencabut akar dosa sebelum itu menjadi kronis dan tertanam kuat dalam
hatinya, kemudian tersebar dalam seluruh perbuatannya, dan setiap hari
keburukan itu terus berkembang dari sumbernya itu, hingga mencakup seluruh
perbuatannya.
Orang yuang
selalu menunda-nunda itu adalah seperti orang yang ingin mencabut sebuah pohon,
dan ia melihat pohon itu kuat, sehingga jika ia mau mencabutnya akan
membutuhkan tenaga yang kuat. Kemudian ia berkata dalam dirinya: "aku
tunggu hingga satu tahun, baru aku datang kembali untuk mencabutnya". Ini
adalah logika orang bodoh dan tolol. Karena ia tahu, pohon dari hari kehari
akan makin kokoh dan besar, sementara dirinya semakin tua akan semakin lemah!
Tidak ada kebodohan yang lebih besar dari kebodohannya ini. Karena jika ia
tidak mampu --meskipun ia kuat -- untuk melawan sesuatu yang lemah, maka
mengapa ia menunda untuk mengalahkannya, hingga dirinya kemudian melemah,
sementara musuhnya itu makin kuat?!
Sering sekali
orang menunda-nunda taubat itu, hingga datang waktu tidak diterimanya taubat,
dan Allah SWT sudah tidak menerimanya. Yaitu ketika manusia telah kehilangan
kesempatan untuk memilih, dan saat itu taubatnya adalah taubat orang yang
terpaksa. Seperti taubat Fir'aun ketika ia sudah hampir tenggelam. Ia berkata:
"aku beriman, bahwa tidak ada Tuhan selain Tuhan Yang diamini oleh Bani
Israil dan aku adalah bagian dari kaum muslimin". Maka jawaban Allah
adalah: "Apakah sekarang (baru kamu
percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu
termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (Yunus:91.).
Ketika seorang
mukallaf telah menghadapi kematiannya, saat itu taubatnya tidak diterima lagi.
Seperti firman Allah SWT:
"Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah
taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantara kejahilan yang
kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah
taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah taubat
itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga
apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan:
sesungguhnya saya bertaubat sekarang dan tidak (pula) diterima taubat
orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu
telah kami sediakan siksa yang pedih." (an-Nisa: 17-18)
0 Response to "Keharusan Untuk Bertaubat Secepatnya"
Post a Comment
Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!