Menanam Ari-Ari Bayi
Menanam
Ari-Ari Bayi - Di antara tradisi yang masih hidup di tengah masyarakat
sehubungan dengan kelahiran seorang anak adalah menanam ari-ari(masyimah) bayi
di depan atau di dalam rumah. Penanaman ini dilakukan dengan berbagai cara.
Diantara cara yang masyhur adalah menanam dan sekaligus memberikan penerangan.
Bahkan
di daerah tertentu penanaman ari-ari ini disertai pula dengan menaburkan bunga
di atasnya. Atau malahan dengan menyertakan berbagai makanan atau sesajen di
dalamnya.
Pada hakikatnya
penanaman ari-ari ini dibenarkan dalam Islam bahkan disunnahkan. Akan tetapi
menyertakan berbagai benda yang bernilai dianggap tidak baik. Karena termasuk
dalam kategori tabdzir (menghamburkan).
Mengenai hukum
sunnah mengubur ari-ari terdapat keterangan dalam kitabNihayatul Muhtaj
وَيُسَنُّ دَفْنُ مَا انْفَصَلَ مِنْ حَيٍّ لَمْ يَمُتْ حَالاًّ أَوْ
مِمَّنْ شَكَّ فِي مَوْتِهِ كَيَدِ سَارِقٍ وَظُفْرٍ وَشَعْرٍ وَعَلَقَةٍ ، وَدَمِ
نَحْوِ فَصْدٍ إكْرَامًا لِصَاحِبِهَا.
“Dan disunnahkan mengubur anggota badan
yang terpisah dari orang yang masih hidup dan tidak akan segera mati, atau dari
orang yang masih diragukan kematiannya, seperti tangan pencuri, kuku, rambut,
‘alaqah (gumpalan darah), dan darah akibat goresan, demi menghormati orangnya”.
Adapun tentang
haramnya tabdzir sehubungan dengan menyetakan segala benda di lingkungan kubur
ari-ari terdapat dalam Hasyiyatul Bajuri:
(المُبَذِّرُ
لِمَالِهِ) أَيْ بِصَرْفِهِ فِيْ غَيْرِ مَصَارِفِهِ (قَوْلُهُ فِيْ غَيْرِ
مَصَارِفِهِ) وَهُوَ كُلُّ مَا لاَ يَعُوْدُ نَفْعُهُ إِلَيْهِ لاَ عَاجِلاً وَلاَ
آجِلاً فَيَشْمَلُ الوُجُوْهَ المُحَرَّمَةَ وَالمَكْرُوْهَةَ.
“(Orang
yang berbuat tabdzir kepada hartanya) ialah yang menggunakannya di luar
kewajarannya. (Yang dimaksud: di luar kewajarannya) ialah segala sesuatu yang
tidak berguna baginya, baik sekarang (di dunia) maupun kelak (di akhirat),
meliputi segala hal yang haram dan yang makruh”.
Demikian
keterangan ini diambil dari buku Ahkamul Fuqaha’ Solusi Problematika
Umat yang memuat hasil keputusan Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama dari 1926-2010.
0 Response to "Menanam Ari-Ari Bayi"
Post a Comment
Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!