Drs KH Amidhan: Semua Harus Mampu Memaknai Puasa


Drs KH Amidhan: Semua Harus Mampu Memaknai Puasa
Tidak terlalu lama lagi, insya Allah seluruh umat Islam di Indonesia dan belahan dunia lain, akan menjalankan ibadah shaum. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Drs KH Amidhan mengharapkan semua komponen bangsa; masyarakat maupun pemerintah, harus mampu memaknai peran dan hikmah puasa. ''Pemerintah tidak boleh membiarkan umat saja yang memaknai peran dan hikmah puasa, sementara pemerintah mengabaikannya. Umat bersama-sama pemerintah harus mampu memaknai peran dan hikmah puasa,'' ujarnya. Berikut ini wawancara lengkap tentang apa saja yang harus dilakukan menjelang datangnya bulan suci Ramadhan: Insya Allah sebentar lagi kita akan melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan, apa saja yang harus kita persiapkan? Yang pertama, tentu saja niat. Karena ibadah puasa terletak pada niat. Kalau kita memiliki niat yang kuat dan sungguh-sungguh, maka tidak ada persoalan melakukan ibadah puasa dalam kondisi apa pun. Apakah harga naik atau tidak, insya Allah kita dapat melaksanakan ibadah puasa dengan baik. Makin susah kondisi yang dirasakan seseorang, tetapi dibarengi dengan niat yang kuat, maka puasanya akan semakin khusyuk.Niat yang sungguh-sungguh, mampu meringankan ibadah puasa. Yang kedua, harus ada kemauan untuk meningkatkan kebersamaan dan solidaritas. Sesuatu yang berat, tapi bila dihadapi dengan solidaritas yang tinggi, maka akan menjadi ringan. Yang terpenting lagi, jangan sampai puasa itu sifatnya fisik saja, seperti lebih banyak mempersiapkan makanan dan materi lainnya. Justru yang harus dipersiapkan adalah keimanan dan ketakwaan.

Selain itu, secara normatif kita harus memperbanyak melakukan hal-hal yang positif. Di dalam ibadah, berarti kita memperbanyak amalan, baik amalan yang ada hubungannya dengan Allah SWT maupun yang hubungannya dengan manusia, seperti membantu orang-orang yang kurang mampu apalagi situasi sekarang sedang susah. Yang kedua, berusaha menghindari hal-hal yang negatif. Jangan sekali-kali dalam bulan yang mulia ini, melakukan hal-hal yang negatif. Seperti anak-anak muda yang masih saja tergoda oleh miras dan narkoba. Sebisa mungkin hal-hal negatif seperti itu harus dihindari tak hanya di bulan suci Ramadhan, tapi juga di bulan-bulan lainnya. Yang terpenting dari itu, ibadah puasa menahan hawa nafsu. Jangan sampai kita mengikuti hawa nafsu. Puasa itu kan harus bersabar. Bersabar yang bagaimana?

Sekarang ini kita harus benar-benar mampu bersikap sabar. Bukan karena adanya bulan suci Ramadhan, tapi karena memang situasi sekarang sedang sulit terutama dalam bidang ekonomi. Harga barang-barang serba naik dan mahal. Dalam situasi yang serba susah ini, kita harus bisa sabar. Secara sosial, apa yang harus dilakukan?


Sebenarnya dalam bernegara, kita harus ada kebersamaan. Segala komponen bangsa, baik masyarakat maupun pemerintah untuk mencapai suatu cita-cita bangsa yang adil dan sejahtera, tidak mungkin bisa dicapai oleh satu komponen bangsa saja, masyarakat saja atau pun penyelenggara negara saja, melainkan harus ada kerjasama yang baik seluruh komponen bangsa. Kebersamaan itu intinya harus mempercayai, mengharga dan harus ada partisipasi. Partisipasi hanya bisa terwujud bila ada sosialisasi.

Bila ada gagasan-gagasan yang bagus dari pemerintah, dimunculkan begitu saja tanpa ada sosialisasi ke tengah-tengah masyarakat seperti konversi minyak tanah ke gas maupun naiknya tarif tol yang sangat memberatkan, tidak bisa berjalan dengan baik. Mengapa? Karena mengubah suatu budaya tidak bisa dilakukan dalam waktu yang sangat singkat. Jadi itu, bukan sekadar pindah dari satu komoditas ke komoditas yang lain, tapi sebuah budaya yang perlu waktu lama. Artinya, dengan ibadah puasa mampu membimbing kita baik secara pribadi maupun pejabat atau pun pemilik modal untuk tidak semena-mena mengeluarkan suatu kebijakan yang membikin banyak orang susah? Ya, mestinya ibadah puasa mampu membuat semua komponen bangsa, mulai dari masyarakat, pejabat dan pemerintah maupun pemilik modal untuk tidak melakukan hal-hal yang negatif, hal-hal yang membuat banyak orang sengsara. Inilah esensi penting dari ibadah puasa yang akan segera kita lakukan.

Kebijakan-kebijakan yang menyulitkan banyak orang, itu sama saja dengan tindak kekerasan modal! Hanya menguntungkan pemilik modal baik domestik maupun asing. Ibadah puasa itu justru membuat orang yang berada dan berharta, ikut merasakan kesulitan yang dirasakan orang tak punya. Tapi, kalau itu yang digagas pemerintah, saya kira itu tidak memaknai arti puasa yang sebenarnya. Mestinya, ibadah puasa menimbulkan rasa empati yang tinggi kepada orang yang miskin?

Ya. Pemerintah ini tidak sekadar menyediakan bahan-bahan pokok, aman dan tersedia. Tapi juga harus mampu menciptakan suasana yang membuat masyarakat merasa nyaman dan tenteram dalam melaksanakan ibadah puasa. Jadi, kebijakan yang diputuskan pemerintah tidak boleh membuat resah dan panik masyarakat, apalagi mereka mau melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Pemerintah itu kan juga orang dalam arti personifikasi hukum yang juga harus berpuasa seperti halnya umat berpuasa. Jadi, pemerintah harus banyak melakukan hal-hal yang positif selama di bulan Ramadhan, dan justru tidak boleh banyak melakukan hal-hal yang negatif termasuk menyengsarakan umat yang tengah menjalani ibadah puasa. Karena, dia (pemerintah) bagian dari kehidupan seluruhnya. Masyarakat dalam arti luas, ada negara, pemerintah dan masyarakat termasuk ada umat lain di luar umat Islam. Selama ini, umat lain cukup menghargai. Jadi, mestinya hikmah dan peran puasa harus dimaknai betul oleh umat maupun oleh masyarakat?

Ya. Tidak bisa, harus membiarkan umat saja yang memaknai peran dan hikmah puasa, sementara pemerintah mengabaikannya. Umat bersama-sama pemerintah harus mampu memaknai peran dan hikmah puasa. Apa himbauan Kiai terhadap tayangan hiburan selama bulan suci Ramadhan?

Kita minta kepada stasiun televisi untuk bisa menayangkan hal-hal yang positif, lebih banyak mengangkat hati nurani, bukan sekadar mencari keuntungan dari iklan sehingga hal-hal yang mengganggu khusyuknya puasa justru yang banyak ditayangkan. Karena tayangan-tayangan yang negatif dan pornografi itu lebih banyak disebabkan adanya keuntungan materi semata. Jadi, kita meminta hati nurani pemilik stasiun teve untuk tidak menayangkan tayangan-tayangan yang negatif. Jadi, jangan sampai di bulan puasa ini, ada orang yang sedang berpuasa, terganggu rohaninya atau terperangah gara-gara ada tayangan negatif dan pornografi.

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Sarana Belajar Hukum Islam dan Hukum Positif

0 Response to "Drs KH Amidhan: Semua Harus Mampu Memaknai Puasa"

Post a Comment

Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!