Prof H Achmad Satori Ismail: Ibadah Harus Lebih Ditingkatkan


Prof H Achmad Satori Ismail: Ibadah Harus Lebih Ditingkatkan
Bulan suci Ramadhan yang penuh rahmat, berkah, dan maghfirah baru saja berlalu. Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk melanjutkan ibadah puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan dengan mengerjakan ibadah puasa enam hari di bulan Syawal. Tujuannya, agar mereka tidak merugi.

''Ketika di bulan Syawal kita sudah tidak mendapatkan keutamaan Ramadhan seperti itu, tentunya kalau kita tidak ingin rugi dalam kehidupan ini maka di bulan Syawal harus ditingkatkan ibadahnya,'' ujar Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Dr Satori Ismail. Berikut ini petikan wawancara dengan doktor dari Universitas Islam Madinah tentang keutamaan ibadah puasa Syawal:

Bisa dijelaskan keutamaan puasa Syawal?
Bulan Syawal adalah bulan peningkatan. Rasulullah saw pernah bersabda man shoma Ramadhana summa atba-'ahu sittam min Syawal, fakaannamahu shomaddahri kullahu (Barang siapa yang berpuasa bulan Ramadhan kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal maka dia seperti berpuasa satu tahun penuh).

Apa maknanya?
Artinya, secara amal dalam Islam itu diberi pahala sepuluh kali lipat. Maka ketika hari dalam setahun (tahun hijriyah) itu jumlahnya 360 hari sedangkan kita puasa 30 hari Ramadhan ditambah 6 hari Syawal maka jika dikali 10 nilainya sama dengan 360 hari. Itu maknanya dari satu sisi. Maka enam hari ini di bulan Syawal dikukuhkan supaya kita bisa puasa walapun tidak harus berurutan.Jadi, boleh mulai berpuasa di hari kedua atau di hari yang lain tapi masih di bulan Syawal.Pokoknya, dari tanggal 2 Syawal.

Apa sesungguhnya hikmah di balik puasa Syawal?
Maknanya, pertama, umat Islam sebagaimana dijelaskan di dalam surat Insyirah, faidza faraghta fanshob (Apabila telah selesai dari suatu pekerjaan, maka kerjakanlah yang lain). Ini untuk memberi tahukan umat setiap selesai suatu pekerjaan harus dimulai lagi dengan pekerjaan lain yang lebih berarti. Apalagi ketika kita berada di bulan Syawal, ketika keutamaan Ramadhan telah selesai maka perbuatan di bulan Syawal harus lebih ditingkatkan. Kalau ibadah yang wajib di bulan Ramadhan dilipatgandakan 70 kali sedangkan yang sunah disetarakan dengan wajib, nah, ketika di bulan Syawal kita sudah tidak mendapatkan keutamaan Ramadhan seperti itu tentunya kalau kita tidak ingin rugi dalam kehidupan ini maka di bulan Syawal harus ditingkatkan ibadahnya.

Kedua, umat Islam pada bulan Syawal di mana setelah lebaran suka lupa karena bertemu dengan saudara, teman, karena lama berpuasa kemudian menahan diri kadang-kadang kalau tidak diikuti dengan puasa berikutnya dikhawatirkan seperti kuda yang lepas dari kandangnya. Jadi, tujuannya untuk meredam dendam fisik, untuk mengendalikan jiwa dan nafsu. Berbagai macam nilai mulia yang ada di Ramadhan diharapkan bisa terus berlanjut pada bulan Syawal dan di hari-hari berikutnya.

Jadi, ada kelanjutannya?
Ya. Diharapkan kontinuitas dari Ramadhan tetap ada. Ada hadis nabi yang mengatakan, Rasulullah SAW bersabda, ''Sebaik-baik perbuatan itu adalah sesuatu yang berkelanjutan /mudawamah/ walapun tidak terlalu banyak.'' Adanya sunah puasa Senin-Kamis, kemudian ada setiap bulan ada tiga hari yang dikukuhkan puasa sunahnya yaitu pada tanggal 13, 14, 15 bulan Qomariyah yang disebut ayyamul bid (hari-hari yang terang bulannya), itu sangat dianjurkan puasanya. Puasa ini sangat dianjurkan bahkan Rasululah saw, kalau tidak mampu melaksanakan puasa sunah Senin, Kamis, minimal melaksanakan puasa 3 hari (ayyamul bid).

Peran apa yang diberikan ibadah puasa sunah tersebut?
Puasa itu untuk bisa mengendalikan yang jasmani karena memperhatikan yang rohani sehingga bisa terkendali masalah rohaninya. Dan kesuksesan seseorang karena kesuksesan rohaninya. Kalau rohaninya sukses bisa dikendalikan, maka jasmaninya bisa dikendalikan. Manusia kalau jasadnya tanpa rohani tidak ada artinya apa-apa. Dan puasa memberikan bimbingan untuk rohani, memberikan makanan untuk rohani, pencerahan untuk rohani pengendalian untuk rohani.

Adakah umat Islam di sebuah daerah yang melakukan puasa Syawal secara jamaah?
Ada daerah-daerah seperti Cirebon, Banten yang setelah lebaran mereka langsung Syawalan. Itu tahun 1950-an, kalau hari pertama Syawal tidak ada yang puasa tapi hari kedua Syawal, suasana sepi karena masyararakat melaksanakan Syawalan. Tapi sekarang sudah tidak seperti dulu.

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Sarana Belajar Hukum Islam dan Hukum Positif

0 Response to "Prof H Achmad Satori Ismail: Ibadah Harus Lebih Ditingkatkan"

Post a Comment

Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!