Prof Dr Azyumardi Azra : Contohlah Kesabaran Rasulullah SAW
Yang dialami
Rasulullah SAW pada masa-masa awal kelahiran Islam di tengah-tengah kaum
Quraisy Makkah hanyalah kesulitan. Namun, Rasulullah SAW mampu menghadapinya
dengan penuh kesabaran. Dan, itulah yang membuat Rasulullah SAW dan umat Islam
berkembang hingga menebar ke sejumlah jazirah. ''Berbagai perilaku beliau
harusnya kita contoh, kita teladani. Termasuk juga di masa-masa sulit seperti
sekarang ini,” ujar Direktur Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatulah Jakarta Prof
Dr Azyumardi Azra kepada dari Republika., akhir pekan lalu.Salah satu sifat
yang ditekankan Azyumardi adalah kesabarannya. “Rasulullah SAW membuktikan,
kesabaran di dalam menghadapi ujian dan tantangan membawanya pada kemenangan,”
ujarnya. Berikut ini wawancara dengannya seputar figur dan peran Rasulullah SAW
yang bisa dijadikan teladan bagi bangsa Indonesia:
Apa yang bisa diteladani
dari figur Rasulullah SAW oleh pemimpin dan bangsa Indonesia sekarang ini?
Berbagai perilaku beliau harusnya kita contoh, kita teladani. Termasuk juga di
masa-masa sulit seperti sekarang ini. Karena kita tahu Rasulullah SAW adalah
sepanjang hidupnya terutama setelah beliau mendapat wahyu selalu mendapat
kesulitan, tantangan, dan berbagai masalah dia hadapi. Tapi, kata kunci yang
saya kira perlu dicontoh dari Rasulullah adalah kesabaran. Jadi, kesabaran di
dalam menghadapi ujian, tantangan, sebab tidak ada masalah yang bisa
diselesaikan dengan ketidaksabaran. Kuncinya kesabaran. Kalau kita lihat di
masyarakat kita sekarang, banyak orang yang kurang sabar. Mereka ingin mengadakan
perubahan tapi harus secara instan. Menurut saya nggak bisa. Perubahan
instan itu tidak sesuai dengan sunnatullah. Rasulullah SAW itu mengikuti
sunatullah. Oleh karena itu beliau selalu sabar dalam menghadapi berbagai
cobaan. Tetapi pada saat yang sama beliau tetap berikhtiar semaksimal mungkin
mengerahkan segenap tenaganya, hartanya, sambil memohon pertolongan kepada
Allah SWT. Kedua, yang harus diteladani dari pribadi Rasululah adalah ikhtiar
terus menerus. Ketiga, komitmen atau sikap istiqamah dalam memperjuangkan
cita-cita. Dengan sikap istiqamah itulah maka kemudian tantangan, masalah, dan
lain sebagainya bisa diatasi. Karena beliau yakin dengan sikap istiqamah,
konsisten, semua itu bisa mengatasi masalah. Kalau tidak konsisten, tidak punya
komitmen, baru mendapat tantangan sedikit kita langsung menyerah, langsung menyalahkan
orang lain. Nah komitmen dan konsistensi itu juga penting. keempat, saya kira
keikhlasan. Jadi, ikhlas berjuang di jalan kebenaran. Keikhlasan itulah yang
akhirnya membuat beliau selalu usaha sebaik-baiknya meskipun beliau dicaci
maki, ditentang bahkan dilempari dengan batu dan beliau tetap berjuang karena
beliau ikhlas perjuangan itu untuk mencapai ridha Allah SWT.
Tampaknya sikap
ikhlas kurang dimiliki para pemimpin kita?
Secara umum dalam masyarakat kita, gejala ketidakikhlasan itu sangat menonjol.
Orang selalu bekerja dengan pamrih, baik secara terbuka maupun secara
tersembunyi. Yang terbuka kalau kita lihat, berusaha mendapatkan insentif,
fasilitas sebesar-besarnya dengan mengorbankan masyarakat. Tidak memiliki sifat
sensitif terhadap kesulitan yang mendera masyarakat. Perjuangan dan pekerjaan
lebih hanya untuk mendapatkan pamrih kebendaan entah dalam bentuk, insentif,
gaji, maupun dalam bentuk laptop. Jadi, akibat dari tidak ikhlas akhirnya kalau
orang itu berposisi dalam kepemimpinan baik di eksekutif maupun legislatif
akhirnya masyarakat menjadi tidak percaya, sinis, melihat tingkah
laku para pemimpinnya yang tidak ikhlas. Pemimpinnya itu hanya mengejar pamrih
material.
Dalam kondisi bangsa yang sedang ditimpa berbagai musibah, momentum
sekarang ini adalah sangat tepat untuk bercermin kepada Rasulullah SAW yang dalam
hidupnya juga sering ditimpa ujian?
Ya. Ujian Rasulullah SAW, jelas jauh lebih berat. Dari sudut keagamaan kita,
sekarang umat Islam tidak menghadapi tantangan yang berat. Kita sebatas
tantangan keimanan, keislaman, yang dirasakan sangat berat ketika Rasulullah
menyampaikan risalah ini. Dalam bidang itu Rasulullah sangat berat di samping
tantangan di bidang politik dan sosial. SEkarang ini tantangan pokok kita bukan
soal akidah dan keimanan karena toh Islam sudah kuat dalam hati kita, tinggal
orang yang berat masalahnya ini dalam bidang politik, sosial, ekonomi, budaya.
Jadi tantangan itu sesunggunya kalau dilihat skala dengan tantangan yang
dihadapi Rasulullah SAW sesungguhnya kadarnya lebih rendah karena persoalan
keimanan dan akidah itu persoalan yang sangat hakiki, sanga esensial bagi kita.
Dalam penegakan hukum, Rasulullah SAW juga dikenal sangat tegas. Apa yang bisa
dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam kaitan ini?
Yang tadi saya bilang, Rasululah SAW itu istikamah. Sikap istikamah itu juga
sikap yang tegas, konsisten. Jadi, tidak ke kiri, ke kanan, tidak plinplan.
Kalau pemimpin tidak istikamah, rakyatnya mau ke mana? Mereka bisa kehilangan
arah. Oleh karena itu sikap istikamah dari pemimpin sangat penting. Pemimpin
harus menunjukkan ketegasan, harus menunjukkan keberanian, konsistensi.
Rasulullah itu tantangan apa yang tidak pernah beliau dihadapi? Tetapi beliau
tetap tegar menghadapi berbagai macam tantangan, tetap bisa mengambil keputusan
dengan cepat. Meskipun tantang itu terasa berat bagi beliau. Misalnya, kapan
harus menghadapi kaum Quraisy dengan senjata. Itu beliau cepat mengambil
keputusan, sehingga muncullah perang Badar.
Rasulullah juga membuka masukan
dari masyarakat, bukan?
Ya. Rasulullah itu sangat mendengarkan. Kalau dalam istilah sekarang,
Rasulullah SAW seorang yang demokratis. Contohnya dalam perang khandaq (parit)
dia mendapat saran dari Salman Al-Farisi, seorang sahabat yang berasal dari
Persia yang menganjurkan kepada Nabi SAW bahwa perlu mengadopsi taktik dan
strategi yang dipakai oleh orang Persia, antara lain dengan menggali parit
sehingga musuh tidak mudah untuk masuk ke wilayah lawan. Nah, ternyata usulan
itu diterima oleh Rasulullah SAW. Dan taktik itu rupanya sangat baik dan sangat
strategis. Beliau itu mendengarkan pendapat dari orang lain meskipun beliau
mempunyai pandangan sendiri tapi beliau mendengarkan. Dan kalau pandangan itu
baik beliau terima dengan lapang dada. Walapaun sesungguhnya Rasulullah SAW itu
mendapat bimbingan langsung dari Allah tapi beliau mendengarkan pendapat
sahabatnya.
Langkah apa saja yang harus dilakukan para pemimpin dan seluruh
bangsa Indoensia dalam bercermin pada kepemimpinan Rasulullah?
Saya kira banyak yang bisa dicontoh dari Rasulullah sebagai pemimpin umat yang
kontekstual dalam masa sekarang ini. Nilai-nilai dalam konteks kehidupan sosial
kemasyarakatan beliau sudah mencontohkan dengan jelas bagaimana menjadi seorang
pemimpin yang harus mempunyai sikap ikhlas, istiqamah, konsisten, sikap yang
tidak mudah menyerah, dan sikap tidak selalu memberikan harapan kepada umat,
tidak cepat menyerah, tidak menyalahkan orang lain serta sikap mau mendengarkan
pendapat orang lain. Itu saya kira yang perlu kita contoh dari kepemimpinan
beliau.
0 Response to "Prof Dr Azyumardi Azra : Contohlah Kesabaran Rasulullah SAW"
Post a Comment
Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!