Menjampi Si Sakit dan Syarat-syaratnya

Menjampi Si Sakit dan Syarat-syaratnya
Menjampi Si Sakit dan Syarat-syaratnya

Diantara hal yang berdekatan dengan bab ini ialah  jampi-jampi syar'iyah  yang bersih dari syirik, terutama yang diriwayatkan dari Rasulullah saw., dan khususnya jika dilakukan oleh  orang muslim yang saleh.

Imam Muslim meriwayatkan dari Auf bin Malik, ia berkata: "Kami menggunakan jampi-jampi pada zaman jahiliah, lalukami tanyakan, Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmumengenai hal itu?' Beliau menjawab, 'Tunjukkanlahkepadaku jampi-jampimu itu. Tidak mengapa menggunakanjampi-jampi, asalkan tidak mengandung kesyirikan.'"

Imam Muslim juga meriwayatkan dari Jabir, katanya: "Rasulullah saw. pernah melarang jampi-jampi Kemudian datanglah keluarga Amr bin Hazm seraya berkata, 'Wahai Rasulullah, kami mempunyai jampi-jampi yang biasa kami pergunakan kalau disengat kala.' Jabir berkata, 'Lalu mereka menunjukkannya kepada Rasulullah.' Kemudian beliau bersabda, 'Saya lihat tidak apa-apa, barangsiapa yang dapat memberikan manfaat kepada saudaranya maka hendaklah ia memberikan manfaat kepadanya.'"

Al-Hafizh berkata, "Suatu kaum berpegang  pada  keumuman  ini, maka mereka memperbolehkan semua jampi-jampi yang telah dicoba kegunaannya, meskipun tidak masuk akal maknanya. Tetapi hadits Auf   itu   menunjukkan   bahwa  jampi-jampi  yang  mengandung kesyirikan dilarang. Dan  jampi-jampi  yang  tidak  dimengerti maknanya  yang  tidak  ada  jaminan  keamanan dari syirik juga terlarang,  sebagai  sikap  kehati-hatian,   disamping   harus memenuhi persyaratan lainnya."

Kebolehan  menggunakan jampi-jampi ini sudah ada dasarnya dari sunnah qauliyah (sabda Nabi saw.), sunnah fi'liyah  (perbuatan beliau),  dan  sunnah  taqririyah  (pengakuan  atau pembenaran beliau terhadap jampi-jampi yang dilakukan orang lain).

Bahkan  Nabi  saw.  sendiri  pernah  menjampi  beberapa  orang sahabat,  dan beliau pernah dijampi oleh Malaikat libril a.s.. Beliau  juga  menyuruh  sebagian  sahabat   agar   menggunakanjampi-jampi,   dan   menasihati   sebagian  sanak  keluarganya dengannya. Dan beliau membenarkan sahabat-sahabat beliau  yang menggunakan jampi-jampi.

Diriwayatkan  dari  Aisyah  bahwa  Rasulullah saw. apabila ada seseorang  yang  mengeluhkan  sesuatu  kepada   beliau,   atau terluka,  maka  beliau  berbuat demikian dengan tangan beliau. Lalu  Sufyan  yang  meriwayatkan  hadits  meletakkan  jari telunjuknya  ke  tanah,  kemudian mengangkatnya kembali seraya mengucapkan: "Dengan menyebut nama Allah, debu bumi kami, dengan ludah sebagian kami, disembuhkan dengannya orang sakit dari kami dengan izin Tuhan kami."

Dari keterangan hadits ini dapat  kita  ketahui  bahwa  beliau mengambil  ludah  beliau  sedikit dengan jari telunjuk beliau, lalu ditaruh di atas tanah (debu), dan debu  yang  melekat  di jari  tersebut  beliau usapkan di tempat yang sakit atau luka, dan beliau  ucapkan  perkataan  tersebut  (jampi)  pada  waktu mengusap.

Diriwayatkan juga dari Aisyah, dia berkata, "Adalah Rasulullah saw. apabila beliau  jatuh  sakit,  Malaikat  Jibril  menjampi beliau."

Juga dari Abu Sa'id bahwa Malaikat Jibril pernah datang kepada Nabi saw. dan bertanya, "Wahai Muhammad, apakah  Anda  sakit?" Beliau menjawab, "Ya." Lantas Jibril mengucapkan: "Dengan menyebut nama Allah, saya jampi engkau dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari kejahatan semua jiwa atau mata pendengki. Allah menyembuhkan engkau. Dengan menyebut narna Allah saya menjarnpi engkau."

Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Nabi saw. apabila sakit membaca dua  surat al-Mu'awwidzat (Qul A'uudzu bi Rabbil-Falaq dan Qul A'uudzu bi Rabbin-Naas) untuk diri beliau sendiri  dan  beliau meniup  dengan  lembut  tanpa  mengeluarkan  ludah. Dan ketika sakit beliau berat, aku (Aisyah) yang membacakan  atas  beliau dan  aku  usapkannya dengan tangan beliau, karena mengharapkan berkahnya.

Diriwayatkan dari Aisyah juga  bahwa  Rasulullah  saw.  pernah menyuruhnya meminta jampi karena sakti mata.

Juga  diriwayatkan  dari Jabir bahwa Nabi saw. pernah bertanya kepada Asma' binti Umais: "Mengapa saya lihat tubuh anak-anak saudaraku kurus-kurus, apakah mereka ditimpa kebutuhan?" Asma' menjawab, 'Tidak tetapi penyakit 'ain yang menimpa mereka.' Nabi bersabda, 'Jampilah mereka.' Asma' berkata, 'Lalu saya menolak.' Kemudian beliau bersabda, "Jampilah mereka."

Disamping itu, pernah salah seorang  sahabat  menjampi  pemuka suatu  kaum  ketika  mereka  sedang  bepergian  dengan surat al-Fatihah, lalu pemuka kaum  itu  memberinya  seekor  kambing potong,  tetapi  sahabat  itu  tidak  mau  menerimanya sebelum menanyakannya kepada Nabi saw.. Lalu  ia  datang  kepada  Nabi saw.   dan  menginformasikan  hal  itu  kepada  beliau  seraya berkata, "Demi Allah, saya tidak  menjampinya  kecuali  dengan surat   al-Fatihah."   Lalu  Nabi  saw.  bersabda,  "Terimalah  pemberian mereka itu, dan berilah  saya  sebagian  untuk  saya makan bersama kamu."

Oleh: Dr. Yusuf Al-Qardhawi

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Sarana Belajar Hukum Islam dan Hukum Positif

0 Response to "Menjampi Si Sakit dan Syarat-syaratnya"

Post a Comment

Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!