Ilmu yang Bercahaya


“Barang siapa menempuh perjalanan mencari ilmu , maka Allah akan memberi jalan yang mudah untuknya ke surga”. (H.R. Turmudzi).

Ungkapan siapa yang menempuh jalan melalui cara-cara tertentu, dengan cara indrawi atau maknawi, atau melalui cara dua jalan tersebut sebagai metode mendapatkan dan mempelajari ilmu pengetahuan, maksud mencari ilmu di sini adalah mencari ilmu yang bermanfaat.

Mengapa orang yang aktif mencari ilmu itu diberi jalan untuk masuk surga dengan mudah? Sebab ilmu pengetahuan hanya dapat diperoleh dengan jerih payah. Sedangkan amal yang paling besar imbalannya adalah amal yang paling berat. Siapa yang mampu menanggung penderitaan waktu mencari ilmu, maka hal itu menjadikannya mudah masuk menuju surga sebagai imbalan dari Allah atas jerih payahnya menuntut ilmu.

Dari sisi lahiriyah kemudahan itu diberikan bagi orang yang menuntut ilmu walaupun misalnya ilmu yang dicari tidak berhasil dicapai. Sehingga sesuai dengan ungkapan hadits Nabi tersebut, siapa saja yang menuntut ilmu, walaupun tidak berhasil asal saja dilakukan dengan ikhlas dan kesucian hati ia akan mendapatkan apa yang dijanjikan. Sebab ia telah melaksanakan apa yang dikehendaki oleh Rasulullah SAW itulah jalan yang terbaik baginya.

Sebagian ulama mengatakan ilmu itu adalah nur, maka jangan engkau abaikan majelis ilmu. Berbuatlah sebaiknya dengan ilmu yang telah dimiliki karena keutamaan dikembalikan pada amal. Jangan banyak tidur di malam hari, kalau selam tidur itu tidak memberi arti apa-apa. Jangan bermalas-malas sebab malas akan menghalangi mendapatkan banyak kebaikan.
Sesungguhnya para malaikat merendahkan sayap pelindung bagi orang-orang yang menuntut ilmu semata-mata karena mencari ridho Allah. Karena mereka sangat suka dan rela kepada para penuntut ilmu.

Ilmu yang baik akan bermanfaat, dan manfaat yang paling besar dalam kehidupan ini adalah menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Amar ma’ruf nahi munkar adalah tugas besar yang tak mengenal kata usai dalam agama mulia ini. Tugas besar ini terdiri dari dua komponen besar pula, ilmu dan amal. Ilmu yang berlimpah, menggunung dan menganak sungai tidak akan bermanfaat sedikitpun tanpa amal yang berkesinambungan.

Apakah dengan mengangkat 200 kati minuman keras akan membuatmu mabuk? demikian seorang pernah bertanya. Mengangkat 200 kati minuman keras tak akan pernah membuat kita mabuk, tapi dengan meminumnya kita akan mabuk dan hilang kesadaran.

Memiliki ilmu yang tinggi, luas dan dalam tidak akan mampu menghentikan kemaksiatan jika sang pemilik ilmu tak mengamalkan setiap pengetahuan yang dimilikinya. Memiliki ilmu dan melakukan amal, merekalah orang-orang yang memiliki kemuliaan dan keberuntungan.Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung, (QS. Ali Imran: 104).

Ilmu menjadi cahaya karena ada orang-orang yang menyalakannya. Cahaya menjadi penerang karena ada kaum yang bergerak memberikan penerangan. Penerangan menjadi arah atau petunjuk jalan, karena ada mereka yang mengabdikan diri di jalan Allah untuk menyelamatkan manusia.

Penerang dan Penolong
Predikat shaleh tidak terdiri hanya dari komponen iman pada Allah dan hari akhir saja. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS. At-Taubah: 71).

Kita tidak akan mendapatkan sebutan beriman sampai kita menjadi penolong dan pelindung bagi orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan. Kita juga tak akan mampu mencapai predikat beriman tanpa menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Taat, shalat dan zakat tak cukup membuat kita berdiri dengan gagah di depan Allah SWT di hari kiamat.

Akan dimuliakan orang-orang yang memiliki dan memuliakan ilmu. Akan dimuliakan orang-orang yang memiliki dan mengamalkan ilmu. Diangkat tinggi derajatnya di muka bumi. Disanjung harum namanya oleh penduduk langit. Bahkan para penuntut ilmu diberi perlindungan khusus oleh malaikat yang membentangkan sayapnya untuk menaungi.Sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya karena ridha pada para pencari ilmu. (HR Abu Daud dan Tirmidzi).

Oleh: KH. Baidhowi Muslich

Sumber: http://mediaummat.co.id/ilmu-yang-bercahaya/

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Sarana Belajar Hukum Islam dan Hukum Positif

1 Response to "Ilmu yang Bercahaya"

  1. Assalamualaikum...Ya Allah .mudah-mudahan Engkau ya Allah.sentiasa membela diriku yang selalu terlanjur.Astaghfirullah.Jazakallah.

    ReplyDelete

Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!