Mazhab-Mazhab Penafsiran Al Quran
Kitab tafsir
yang ada hingga saat ini cukup banyak jumlahnya. Sejak masa Nabi Muhammad SAW
sampai dengan masa tabiin, tidak ada kitab tafsir yang ditampilkan, kecuali
Tanwir al-Miqbas min Tafsir Ibn Abbas (berisi kumpulan tafsir Ibnu Abbas) yang
dihimpun oleh Abi Tahir Muhammad bin Ya'qub asy-Syairazy asy-Syafi'i. Penulisan
kitab tafsir sendiri mencapai puncaknya pada abad ke-7 hingga abad ke-9
Hijriyah. Masa ini adalah masa yang disebut Asr at-tadwin (masa penulisan dan
penyusunan kitab tafsir). Namun, tingkat pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki para sahabat menyebabkan adanya perbedaan dalam penafsiran terhadap
ayat-ayat Alquran. Ditambah dengan pertentangan teologis yang terjadi di
kalangan para sahabat dan tabiin. Pada akhirnya, itu mendorong terbentuknya
mazhab-mazhab penafsiran Alquran dalam perkembangan pelbagai literatur tafsir.
Berdasarkan aliran dan corak penafsiran yang digunakan mufasir (ahli tafsir),
kitab tafsir dapat dikelompokkan dalam empat jenis. Pertama, kitab tafsir
riwayat (at-tafsir al-ma'tsur), yaitu kitab yang penafsirannya didasarkan atas
penjelasan ayat Alquran, penjelasan hadis Rasulullah SAW, atau para sahabatnya.
Kitab tafsir yang termasuk dalam kelompok ini adalah kitab yang ditulis pada
abad ke-7 sampai abad ke-9 Hijiriyah. Kedua, kitab tafsir dirayah (tafsir bi
ar-ra'yi), yaitu kitab yang penyusunannya banyak menggunakan pendapat akal atau
hasil ijtihad. Kitab jenis ini cukup banyak jumlahnya. Beberapa yang terpenting
ialah Mafatih al-Gaib, Anwar at-Tanzil wa Asrar at-Ta'wil, Madarik at-Tanzil wa
Haqa'iq at Ta'wil, Lubab at-Ta'wil fi Ma'ani at-Tanzil, al-Bahr al-Muht,
Gara'ib Alquran wa Raga'ib al-Furqan, Tafsir Jalalain, as-Siraj al-Munir fi
al-I'anah ala Ma'rifah ba'd Ma'ani Kalam Rabbina al-Hakim al-Khabir, Irsyad
al-'Aql as-Salim ila Mazaya al-Kitab al-Karim, dan Ruh al-Ma'ani fi Tafsir
Alquran al-Azim wa as-Sab'i al-Masani. Ketiga, kitab tafsir ayat ahkam, yaitu
kitab yang khusus menerangkan penafsiran ayat-ayat hukum dalam Alquran.
Misalnya, kitab tafsir Ahkam Alquran karya Abu Bakar Ahmad bin Ali ar-Razi
al-Jassas, Ahkam Alquran karya Ali bin Muhammad at-Tabari, al-Iklil fi Istinbat
at-Tanzil karya as-Suyuti, al-Jami' li Ahkam Alquran karya Muhammad bin Ahmad
bin Farhi al-Qurtubi, Kanz al-Irfan karya Miqdad bin Abdullah as-Sayuri, dan
as-Samarat al-Yani'ah karya Yusuf bin Ahmad as-Sulasi. Keempat, kitab tafsir
isyari atau lebih dikenal dengan tafsir sufi, yaitu kitab yang penyusunnya
menggunakan makna batin atau makna yang tersirat dari ayat-ayat Alquran.
Beberapa karya tafsir yang termasuk kategori tafsir sufi adalah kitab tafsir
Haqa'iq at-Tafsir karya Abu Abdurrahman as-Sulami, Al-Kasyf wa al-Bayan karya
Ahmad bin Ibrahim an-Naisaburi, Tafsir Ibn Arabi karya Ibnu Arabi, dan Ruh
al-Ma'ani fi Tafsir Alquran al-Azim wa as-Sab'i al-Masani karya Syihabuddin
Mahmud al-Alusi. Selain keempat jenis kitab tafsir ini, dikenal pula beberapa
kitab tafsir yang ditulis oleh kalangan Muktazilah dan Syiah. Kitab tafsir yang
terkenal dari kalangan Muktazilah adalah Tanzih Alquran 'an al-Mata'in karya
Abdul Jabbar bin Ahmad al-Hamdani, Amali asy-Syarif al-Murtada karya Ali bin
Ahmad al-Husain, dan Al-Kasysyaf 'an Haqa'iq at-Tanzil wa Uyun al-Aqawil atau
Al-Kasysyaf karya Abu Kasim Mahmud bin Umar az-Zamakhsyari. Sedangkan, beberapa
kitab tafsir dari kalangan Syiah adalah Tafsir al-Askari karya Hasan bin Ali
al-Hadi, Majma' al-Bayan li Ulum Alquran karya Fadl bin Hasan at-Tubrusi, dan
Asy-Syafi fi Tafsir Alquran karya Muhammad bin Syah Murtada al-Kasyi. Karya
Tafsir Populer.
Namun, dari semua karya tafsir yang banyak jenisnya itu, kitab tafsir utama
adalah yang paling banyak beredar dan populer di kalangan umat Islam dan
dipergunakan sebagai rujukan umum. Kitab tafsir utama ini cukup banyak
jumlahnya. Setidaknya, ada 24 karya tafsir yang masuk dalam kategori kitab
tafsir utama. Karya tafsir populer tersebut sebagai berikut. Jami' al-Bayan fi
Tafsir Alquran atau Tafsir at-Tabari disusun oleh Abu Ja'far Muhammad bin Jarir
at-Tabari. Kitab ini terdiri atas 30 jilid. Tafsir at-Tabari sangat terkenal di
kalangan mufasir yang datang sesudahnya karena kitab tersebut menjadi rujukan pertama, terutama
dengan adanya penafsiran naqli (berdasarkan Alquran dan hadis Rasulullah SAW).
Kitab tafsir Bahr al-Ulum karya Abu al-Lais Nasr bin Muhammad bin Ahmad bin
Ibrahim as-Samarqandi, ahli fikih Mazhab Hanafi yang terkenal dengan panggilan
Imam al-Huda. Ada tiga naskah Bahr al-Ulum. Satu naskah terdiri atas tiga jilid
dan terdapat di Dar al-Kutub al-Misriyyah (Mesir). Dua naskah lainnya
masing-masing terdiri atas dua dan tiga jilid serta terdapat di perpustakaan
Universitas Al-Azhar. Al-Kasyf wa al-Bayan 'an Tafsir Alquran disusun oleh
As-Sa'labi atau Abu Ishaq Ahmad bin Ibrahim as-Sa'labi an-Naisaburi. Kitab ini
terdiri atas beberapa jilid. Namun, hingga kini, hanya jilid pertama sampai
dengan jilid keempat yang dapat ditemui di perpustakaan Al-Azhar.
Ia menafsirkan Alquran berdasarkan riwayat para sahabat dan ulama salaf
disertai dengan sanad secara singkat. Ma'alim at-Tanzil ditulis oleh Abu
Muhammad al-Husain bin Masud bin Muhammad al-Farra' al-Bagawi. Selain dalam
bidang tafsir, ia adalah ulama terkemuka dalam bidang fikih dan hadis. Tafsir
ini merupakan tafsir sederhana yang hanya terdiri atas satu buku. Al-Muharrir
al-Wajiz fi Tafsir al-Kitab al-Aziz disusun oleh Ibnu Atiah atau Abu Muhammad
Abdul Haqq bin Galib bin Atiah al-Andalusi al-Magribi al-Garnati. Karya Ibnu
Atiah ini masih berbentuk manuskrip dan terdiri atas 10 jilid dan yang
tersimpan di Dar al-Kutub al-Misriyyah (Mesir). Saat ini, karya tersebut hanya
terdiri atas empat jilid (jilid tiga, lima, delapan, dan 10). Untuk mendukung
penafsirannya, Ibnu Atiah mengemukakan contoh penggunaan kata dalam sastra Arab
disertai uraian yang berhubungan dengan nahu, kiraah, dan arti kata. Tafsir
Alquran al-Azim disusun oleh Ibnu Kasir. Kitab ini merupakan kitab tafsir
riwayat yang sangat populer dan dipandang sebagai kitab tafsir terbaik kedua
setelah kitab tafsir at-Tabari. Ibnu Kasir menafsirkan ayat Alquran berdasarkan
hadis Nabi SAW yang dilengkapi dengan sanad dan sedikit penilaian terhadap
rangkaian sanad hadis.
Al-Jawahir al-Hisan fi Tafsir Alquran disusun oleh
as-Sa'alibi atau Abu Zaid Abdurrahman bin Muhammad bin Makhluf as-Sa'alibi
al-Jaza'iri al-Magribi al-Maliki, seorang penganut Mazhab Maliki. Kitab ini
merupakan ringkasan dari kitab tafsir Ibnu Atiah disertai dengan beberapa
tambahan yang diambil dari tafsir-tafsir ulama sebelumnya. Ad-Durr al-Mansur fi
at-Tafsir al-Ma'tsur karya as-Suyuti terdiri atas enam jilid. Ia menyebutkan,
kitab tafsir ini berisi penafsiran Rasulullah SAW. Di dalamnya, terdapat
sepuluh ribu hadis, baik yang marfu' maupun yang mauquf (yang disandarkan
kepada sahabat). Uraian dalam tafsir dikaitkannya pula dengan masalah
kebahasaan, seperti i'rab, balagah, dan badi' (keindahan susunan kata Alquran).
Mafatih al-Gaib disusun oleh Fakhruddin ar-Razi. Kitab ini terdiri atas delapan
jilid. Kedelapan jilid tersebut pada hakikatnya tidak disusun seluruhnya oleh ar-Razi.
Menurut Ibnu Qadi (ahli tafsir), ar-Razi tidak pernah menyusun tafsirnya itu
secara lengkap dari awal hingga akhir, melainkan dilakukan oleh beberapa
mufasir lain. Anwar at-Tanzil wa Asrar at-Ta'wil adalah kitab tafsir yang
disusun oleh Abdullah bin Umar al-Baidawi. Dalam kitab ini, al-Baidawi
mengombinasikan tafsir dan takwil sesuai dengan kaidah bahasa Arab.
Dalil yang
ditetapkannya didasarkan atas kaidah ahlusunnah waljamaah. Kitab ini merupakan
ringkasan dari kitab tafsir az-Zamakhsyari. Lubab at-Ta'wil fi Ma'ani at-Tanzil
disusun oleh Imam Abdullah bin Muhammad yang terkenal dengan nama al-Khazin.
Kitab ini ditulis dengan redaksi yang sederhana sehingga mudah dipahami. Dalam
penafsirannya, al-Khazin menggunakan beberapa riwayat dan cerita untuk memperkuat
argumentasinya serta tidak lupa mencantumkan sumbernya. Madarik at-Tanzil wa
Haqa'iq at-Ta'wil disusun oleh al-Alim az-Zahid Abdullah bin Ahmad an-Nasafi.
Tafsir ini bentuknya lebih ringkas dan lebih sederhana dari kitab tafsir yang
lain. Di dalamnya, dijelaskan segi-segi i'rab dan kiraah suatu ayat. Di samping
itu, dijelaskan juga keindahan balagah-nya. Gara'i Alquran wa Raga'ib al-Furqan
disusun oleh Nizamuddin al-Hasan Muhammad an-Naisaburi. Keistimewaan kitab
tafsir ini terletak pada pembahasannya yang sistematis serta dilengkapi dengan
susunan redaksi yang mudah dipahami. Pembahasan penafsiran dalam kitab ini
difokuskan pada dua hal, yaitu kiraah dan makna yang tersirat (isyari). Dalam
tafsir ini, diuraikan juga secara lebih dalam hal-hal yang berhubungan dengan
persoalan kalam (teologi), kauniyah (alam semesta), dan filsafat serta tasawuf.
Tafsir Jalalain disusun oleh Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuti.
Kitab tafsir ini terdiri atas dua jilid. As-Siraj al-Munir fi al-I'anah ala Ma'rifah
Ba'd Ma'ani Kalam Rabbina al-Hakim al-Khabir atau as-Siraj al-Munir karya
Syamsuddin Muhammad bin Muhammad asy-Syarbini. Kitab tafsir ini banyak
menerangkan masalah kiraah, i'rab, dan hadis. Asy-Syarbini juga mengemukakan
munasabah antara ayat dan ayat, masalah fikih, dan riwayat isra'iliyyat. Dalam
penafsirannya, ia banyak mengikuti penafsiran Fakhruddin ar-Razi. Irsyad al-Aql
as-Salim ila Mazaya al-Kitab as-Salim disusun oleh Abu Su'ud bin Muhammad
al-Amidi. Kitab tafsir ini menekankan masalah kebahasaan dan kemukjizatan
Alquran dari segi munasabah antara ayat dan kiraah, dan hal-hal yang berkaitan
dengan kaidah bahasa Arab. Riwayat isra'iliyyat dan masalah fikih kurang
ditampilkan dalam kitab tafsir ini. Ruh al-Ma'ani fi Tafsir Alquran al-Azim wa
as-Sab'i al-Masani disusun oleh Syihabuddin Mahmud al-Alusi. Masalah yang
ditonjolkan dalam kitab tafsir ini berkaitan dengan masalah kauniah, nahu,
fikih, kiraah, munasabah antara ayat dan ayat, dan sebab turunnya ayat.
Al-Kasysyaf an Haqa'iq at-Tanzil wa Uyun al-Aqawil atau al-Kasysyaf disusun
oleh az-Zamakhsyari terdiri atas empat jilid. Kitab tafsir ini sangat
menekankan aspek balagah. Majma' al-Bayan bi 'Ulum Alquran disusun oleh Abu Ali
a-Fadl bin Hasan bin Fadl atau yang lebih dikenal dengan at-Tabarsi. Kitab ini
terdiri atas 10 jilid. Dalam setiap surat, dikemukakan bahwa tempat surat itu
diturunkan dan perbedaan jumlah ayatnya dan kiraahnya. Di samping itu,
dikemukakan pula masalah persoalan kebahasaan, hukum, dan takwilnya.
Ditampilkan pula persoalan sebab turunnya ayat. Tanzih Alquran an al-Mata'in
karya Abdul Jabbar bin Ahmad al-Hamdani, seorang mufasir Muktazilah. Kitab
tafsir ini dimulai dengan penafsiran surat Alfatihah sampai dengan surat Annas.
Penafsiran didasarkan atas kelompok ayat yang mengandung satu masalah.
Penjelasannya menyangkut masalah susunan bahasa Alquran dan masalah yang tidak
sesuai dengan akidah Muktazilah.
Gurar al-Fawaid wa Durar al-Qala'id bi
al-Muhadarat disusun oleh Abu Qasim Ali at-Tahir Abu Ahmad al-Husain. Kitab
tafsir ini merupakan kumpulan ceramah yang disampaikan oleh al-Murtada as-Sarif
dalam berbagai forum pertemuan yang mengkaji masalah tafsir, hadis, dan bahasa.
Kitab ini hanya mencakup penafsiran sebagian ayat yang kebanyakan berkaitan
dengan akidah. Sang penulis mengutamakan penafsiran ayat yang mendukung dan
sesuai dengan akidah Muktazilah yang dianutnya. Al-Bahr al-Muhit disusun oleh
Asiruddin Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf bin Ali bin Hayyan yang terdiri atas
delapan jilid. Kitab ini dipandang sebagai referensi pertama dan terpenting
yang berkaitan dengan masalah nahu. Kitab ini juga memaparkan perbedaan
pendapat para ulama nahu tentang suatu masalah. Dalam kitab tafsir ini, juga
dijelaskan sebab turunnya ayat, nasikh dan mansukh, masalah kiraah, dan aspek
balagah-nya. Selain itu, dikemukakan masalah hukum yang terkandung dalam
ayat-ayat ahkam (hukum). Tafsir Alquran disusun oleh Sayid Abdullah Alawi,
seorang penganut Syiah Imamiah. Kitab tafsir ini menampilkan berbagai uraian
yang sesuai dengan prinsip dan ajaran Syiah Imamiah. Kitab ini juga menjelaskan
masalah teologi, balagah Alquran, lafal-lafalnya, dan aspek tata bahasa yang
terdapat di dalamnya.At-Tafsir al-Munir fi al-Aqidah wa asy-Syari'ah wa
al-Manhaj disusun oleh Wahbah az-Zuhaili. Kitab ini merupakan karya mufasir
mutakhir yang terdiri atas 32 jilid. Uraian kitab tafsir ini lebih
komprehensif, baik dari segi akidah, syariat, maupun fikih.
0 Response to "Mazhab-Mazhab Penafsiran Al Quran"
Post a Comment
Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!