Surah al-Fatihah ; Keragaman dan Ikhtilaf Didalam Penamaannya (1/3)
Surat
al-Fatihah merupakan surat pertama (pembuka) yang ada dalam
al-Qur'an. Terkait namanya, Imam al-Baghawiy (w. 516 H) menyebutkan dalam
Ma'alimut Tanzil bahwa surat al-Fatihahmemiliki 3 nama yaitu Fatihatul Kitab,
Ummul Qur'an dan as-Sab'u al-Matsaniy.
ولها ثلاثة أسماء معروفة: فاتحة الكتاب، وأم القرآن، والسبع المثاني
Imam
an-Naisaburiy mengatakan bahwa jumlah nama surat al-Fatihah adalah
banyak, ada sekitar 13 nama yang beliau sebutkdan dalam tafsirnya yaitu
Fatihatul Kitab (فاتحة الكتاب), surah al-Hamd (سورة الحمد), Ummul kitab dan Ummul Qur'an (أم الكتاب وأم القرآن), as-Sab'u
al-Matsaniy (السبع المثاني), al-Wafiyyah (الوافية), al-Kafiyyah (الكافية), asy-Syifa' dan asy-Syafiyah (الشفاء والشافية), al-Asas (الأساس),
ash-Shalah (الصلاة), surah Ta'limul Mas'alah
(سورة تعليم المسألة), surah al-Kanz (سورة الكنز).
Imam ar-Raziy
juga menuturkan bahwa nama surah al-Fatihah adalah banyak. Nama-nama
yang beliau sebutkan dalam kitabnya antara lain ; Fatihatul Kitab , surah
al-Hamd, Ummul Qur'an, as-Sab'u al-Matsaniy, al-Wafiyyah, al-Kafiyyah, al-Asas,
asy-Syifa', ash-Shalah, as-Sual (السؤال),
surah asy-Syukr (سورة الشكر), surah ad-Dua' (سورة الدعاء).
Sedangkan Imam
al-Qurthubiy (w. 671 H) menyebutkan 12 nama yaitu ash-Shalah (الصلاة), al-Hamd (الحمد),
Fatihatul Kitab (فاتحة الكتاب), Ummul Kitab (أم الكتاب), Ummul Qur'an (أم
القرآن), al-Matsaniy (المثاني), al-Qur'an
al-'Adzim (القرآن العظيم), asy-Syifa' (الشفاء), ar-Ruqiyyah (الرقية),
al-Asas (الأساس), al-Wafiyyah (الوافية) dan al-Kafiyyah (الكافية).
Penamaan
"al-Fatihah" sendiri maksudnya adalah pembukaan al-Kitab
(fatihatul kitab) hanya secara tulisan saja, yang merupakan bacaan pembuka
di dalam shalat dan para sahabat memulai menulis mushhaf Imam
dengannya. Ibnu Katsir (w. 774 H) menuturkan ini didalam tafsirnya.
Nama
ash-Shalah (الصلاة) sebagaimana
disebutkan Imam al-Qurthubiy, disebutkan pula oleh Imam Ibnu Katsir
(w. 774 H), Imam an-Naisaburiy dan Imam Fakhruddin ar-Raziy ; adalah
berdasarkan firman Allah dalam sebuah hadits,
قسمت الصلاة بيني وبين عبدي نصفين، فإذا قال العبد: الحمد لله رب
العالمين، قال الله: حمدني عبدي
"Aku
bagikan shalat diantara Aku dan hamba-Ku menjadi dua bagian, apabila seorang
hamba berkata, "al-Hamdulillahi Rabbil 'alamiyn", maka Allah
berfirman ; hamba-Ku telah memuji-Ku"
Kata
ash-Shalah dalam hadits ini maksudnya adalah surat al-Fatihah, begitulah
yang dituturkanoleh Imam ar-Raziy dan Imam an-Naisaburiy. Menurut al-Imam
an-Nasaiburiy, darinya juga dapat diketahui kewajiban membaca surat
al-Fatihah didalam shalat. Dalam Tafsirul al-Qur'an al-'Adzim dikemukakan
alasan penamaan ash-Shalah yaitu karena termasuk syarat dari shalat. Imam
az-Zamakhsyariy didalam tafsir al-Kasyaf juga menamakan surat
al-Fatihah dengan nama ash-Shalahsebagaimana penuturan Ibnu Katsir dalam
tafsirnya.
Sedangkan nama
surah al-Hamdu (سورة الحمد), karena
didalamnya disebutkan lafadz al-Hamd, sebagaimana Ulama
mengatakan surat al-A'raf, surat al-Anfal, surat at-Taubah dan
seumpamanya. Alasan ini dikemukakan oleh Imam al-Qurthubi dalam
tafsirnya. Imam ar-Raziy mengatakan, sebab diawal-awalnya terdapat lafadz
al-Hamd. Demikian juga Imam an-Naisaburiy.
Dinamakan
Fatihatul Kitab (فاتحة الكتاب) karena Allah memulai
pembukaan al-Qur'an dengan surat tersebut, Imam al-Baghawiy telah
menuturkan alasan ini. Sedangkan al-Qurthubi mengatakankarena secara
lafadz pembukaan bacaan al-Qur'an dimulai dengannya, secara tulisan
penulisan mushhaf dibuka dengannya dan demikian juga pembukaan shalat. Imam
an-Naisaburiy menambahkan, yaitu karena al-Hamd (surat al-Fatihah) merupakan
pembuka setiap kitab sebagaimana pembuka pada al-Qur'an. Imam ar-Raziy
mengatakan sebab dinamakan demikian karena pada al-Mushhaf juga
Ta'lim (pengajian) dibuka dengannya, termasuk juga didalam shalat.
Dikatakan juga, karena merupakan surat yang pertama kali diturunkan dari
langit. Ibnu Katsir menuturkan 3 pendapat terkait masalah ini, ada yang
mengatakan (Qil) surat al-Fatihah adalah surat yang pertama kali
turun sebagaimana riwayat didalam kitab Dalailun Nubuwwah lil-Baihaqiy, (qil)
pendapat lainnya mengatakan yang pertama kali turun adalah surat
al-Muddatstsir, namun yang shahih menurut Ibnu Katsir, yang pertama kali turun
adalah surat al-'Alaq. Al-Qurthubi mengatakan bahwa tidak ada perselisihan
diantara Ulama mengenai penamaan ini.
Penamaan Ummul
Kitab dan Ummul Qur'an menurut al-Baghawiy karena merupakan pokok (dasar)
al-Qur'an yang merupakan permulaan al-Qur'an. Sedangkan menurut
al-Qurthubiy, nama Ummul Kitab (أم الكتاب)
merupakan nama yang diperselisihkan. Jumhur 'Ulama memperbolehkan penamaan
tersebut, sedangkan Anas, al-Hasan dan Ibnu Siyrin tidak menyukainya. Ibnu
Katsir juga mengemukakan hal ini, disebutkan juga didalam kitab
al-Muharrar al-Wajiz. al-Qurthubiy menyebutkan alasan kenapa mereka tidak
menyukai penamaan Ummul kitab sebagai berikut,
قال الحسن : أم الكتاب الحلال والحرام ، قال الله تعالى : {آيَاتٌ
مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ
مُتَشَابِهَاتٌ} وقال أنس وابن سيرين : أم الكتاب اسم اللوح المحفوظ. قال الله
تعالى : {وَإِنَّهُ فِي أُمِّ
الْكِتَابِ}.
"al-Hasan
berkata, Ummul Kitab adalah Halal dan Haram, Allah berfirman ; Ayat-ayat
Muhkamaat adalah Ummul Kitab, dan yang lainnya adalah Mutasyabihat" (QS.
Ali Imran : 7). Anas dan Ibnu Siyrin berkata, Ummul Kitab adalah nama al-Lauh
al-Mahfudz, Allah berfirman ; "Sesungguhnya (al-Qur'an) itu di Ummul
Kitab" (QS. az-Zukhruf : 4).
Kata
"Ummul Kitab" pada QS. az-Zukhruf : 4, didalam beberapa kitab
tafasir memang ditafsirkan sebagai Lauh Mahfudz, semisalnya dalam tafsir
Jalalain,
{ وإنه } مثبت { فى أم الكتاب } أصل الكتب أي اللوح المحفوظ
"{di Ummul
Kitab} pokok al-Kitab yaitu al-Lauh al-Mahfudz".
al-Baghawiy
didalam Ma'alimut Tanzil
وَإِنَّهُ } يعني القرآن، { فِي أُمِّ الْكِتَابِ }
في اللوح المحفوظ. قال قتادة: "أم الكتاب": أصل
الكتاب
"{dan
sesungguhnya} yakni al-Qur'an {di Ummul Kitab} didalam al-Lauful Mahfudz.
Qatadah berkata, Ummul Kitab adalah ashl (pokok) al-Kitab"
asy-Syaukaniy
didalam Fathul Qadir
{ وإنه فى أم الكتاب } أي : وإن القرآن في اللوح المحفوظ
"yakni al-Qur'an
yang ada di Lauh Mahfudz"
Ibnu Katsir
didalam Tafsirul Qur'an al-'Adzim,
{ وإنه } أي: القرآن { في أم الكتاب } أي: اللوح المحفوظ، قاله
ابن عباس، ومجاهد
"{dan
sesungguhnya} yakni al-Qur'an {di Ummul Kitab} maksudnya al-Lauful Mahfudz, ini
pendapat Ibnu Abbas dan Mujahid".
Dan berbagai
kitab tafsir lainnya menyebutkan hal yang sama, namun ada juga yang
mengatakan(Qil) Ummul kitab adalah ayat-ayat Muhkamat berdasarkan QS. Ali
'Imran diatas, pokok (ashl) al-Kitab seperti pendapat Qatadah dan lain
sebagainya.
Mengenai
perselisihan penamaan "Ummul Kitab", Ibnu Katsir juga menyebutkannya
dalam kitabnya berkaitan dengan al-Hasan dan Ibnu Siyrin.
قال الحسن وابن سيرين: إنما ذلك اللوح المحفوظ، وقال الحسن :الآيات
المحكمات :هن أم الكتاب، ولذا كرها
"al-Hasan
dan Ibnu Siyrin berkata, sesungguhnya itu (Ummul kitab) adalah Lauh Mahfudz,
dan al-Hasan juga berkata, ayat-ayat Muhkamat itu adalah Ummul Kitab, oleh karena
itulah tidak menyukainya"
Imam Bukhariy
menyebutnya dengan nama Ummul Kitab karena penulisan didalam al-Mushhafdimulai
dengannya dan juga pembacaan didalam shalat dimulai dengannya. Dikatakan
(Qil), bahwa dinamakan Ummul kitab karena semua makna al-Qur'an merujuk kepada
apa yang terkandungdidalamnya. Hal ini sesuai dengan penuturan Ibnu Katsir,
sebelumnya juga disebutkan oleh al-Qurthubiy dan disebutkan pula
didalam al-Muharrar al-Wajiz. Ibnu Abbas termasuk yang menamakannya sebagai
Ummul Kitab.
Mengenai Ummul
Qur'an (أم القرآن), walaupun
sebenarnya Ulama ada yang tidak memisahkanantara Ummul Kitab dan Ummul
Qur'an. Namun dalam tafsir al-Qurthubiy, nama ini dipisah akan tetapi
dikomentari sama. Imam al-Qurthubiy menuturkan, Ulama juga berselisih dengan
nama ini. Jumhur Ulama memperbolehkannya, sedangkan Anas dan Ibnu Siyrin tidak
menyukainnya. Didalam kitab al-Muharrar al-Wajiz, perselisihan ini juga
disebutkan. Hadits-hadits yang tsabit telah membantah qoul keduanya tersebut,
diantaranya riwayat Imam at-Turmidziy dari Abu Hurairah,
حدثنا عبد بن حميد حدثنا أبو علي الحنفي عن ابن أبي ذئب عن المقبري عن
أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم الحمد لله أم القرآن وأم الكتاب
والسبع المثاني قال أبو عيسى هذا حديث حسن صحيح
"Mengabarkan
kepada kami Abdu bin Hamaid, mengabarkan kepada kami Abu 'Ali
al-Hanafiy dari Ibnu Abi Di'b dari al-Maqburiy dari Abi Hurairah berkata,
Rasulullah bersabda "al-Hamdulillahi Rabbil 'Alamiyn adalah Ummul
Qur'an, Ummul Kitab dan as-Sab'ul Matsaniy". Abu 'Isa berkata, hadits
ini Hasan Shahih"
Hadits diatas
disebutkan oleh al-Qurthubiy dan Ibnu Katsir didalam kitab tafsir
keduanya. Imam Ahmad bin Hanbal didalam Musnadnya menuturkan riwayat yang
sama.
حدثنا إسماعيل بن عمر قال حدثنا ابن أبي ذئب عن المقبري عن أبي هريرة
عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال الحمد لله أم القرآن وأم الكتاب والسبع
المثاني
"Mengabarkan
kepada kami Isma'il bin Umar dari Ibnu Abi Di'b dari al-Maqburiy dari Abi
Hurairah berkata, Rasulullah bersabda "al-Hamdulillahi Rabbil
'Alamiyn adalah Ummul Qur'an, Ummul Kitab dan as-Sab'ul Matsaniy".
Demikian juga didalam
Sunan ad-Darimiy (3437),
أخبرنا أبو على الحنفى حدثنى ابن أبى ذئب عن المقبرى عن أبى هريرة قال
قال رسول الله الحمد لله أم القرآن وأم الكتاب والسبع المثانى
"Mengabarkan
kepada ku Abu 'Ali al-Hanafiy, mengabarkan kepadaku Ibnu Abi Di'b dari
al-Maqburiy dari Abi Hurairah berkata, Rasulullah bersabda
"al-Hamdulillahi Rabbil 'Alamiyn adalah Ummul Qur'an, Ummul Kitab dan
as-Sab'ul Matsaniy".
Yahyah bin
Ya'mar berkata, "Ummul Quraa adalah Makkah, Ummu Khurasan adalah Marw dan
Ummul Qur'an adalah al-Hamd". al-Hasan bin Abi al-Hasan berkata, namanya
adalah Ummul Qur'an. Hal ini disebutkan didalam al-Muharrar al-Wajiz.
Terkait dengan
nama Ummul Kitab dan Ummul Qur'an, Imam an-Naisaburiy juga mengemukakan alasan
penamaannya yaitu karena surah al-Fatihah merupakan ashl (pondasi) dari
al-Qur'an dan ashl (pondasi) kitab-kitab yang diturunkan, terdiri atas masalah
al-Ilahiyyah (ketuhanan), hari pembalasan (al-ma'adz), penetapan Qadla',
Qadar dan Nubuwwat. Juga karena didalam surah al-Fatihah terdapat apa yang
terkandung dalam kitab-kitab samawiyah, seperti pujian kepada Allah,
penghambaan kepada Allah dan keta'atan, hal-hal yang mukasyaf
(tersembunyi) dan yang nampak, atau karena maksud dari seluruh ilmu adalah
untuk mengetahui hal-hal rububiyah dan 'ubudiyyah, semua itu
terkandung dalam surah al-Fatihah, atau juga karena surah
al-Fatihah merupakan surah yang paling mulya sebagaimana Makkah yang
merupakan Ummu Qura, paling mulya negeri
Imam ar-Raziy
bahkan lebih memperinci lagi mengenai penamaan diatas dengan
menuturkanbeberapa pendapat mengenai hal itu. Pertama, penamaan Ummul Qur'an
karena merupakan induk hal-hal yang pokok, berisi mengenai maksud-maksud yang
terkandung didalam al-Qur'an seperti masalah Ketuhanan, hari
pembalasan, Nubuwwah dan ketetapan Qadla' Qadar Allah.
فقوله : { الحمد لله رب العالمين الرحمن الرحيم } يدل على الإلهيات ،
وقوله : { مالك يوم الدين } يدل على المعاد ، وقوله : { إياك نعبد وإياك نستعين }
يدل على نفي الجبر والقدر وعلى إثبات أن الكل بقضاء الله وقدره ، وقوله : { اهدنا
الصراط المستقيم صراط الذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الضالين } يدل أيضا
على إثبات قضاء الله وقدره وعلى النبوات
"{al-Hamdulillahi
Rabbil 'Alamiin, ar-Rahmaan ar-Rahiim} menunjukkan atas ketuhanan
(ilahiyyah), {Maliki yaumiddiin} menunjukkan hari Pembalasan (hal-hal
ghaib), {Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin} menunjukkan atas penafian
adanya kediktatoran (pemaksaan) dan kebebasan hakiki, padanya terdapat
ketetapan yang semuanya berdasarkan Qadla dan Qadar Allah. {Ihdinash shirathal
mustaqiim....} menunjukkan atas Qadla' Qadar Allah dan juga Nubuwwat.
Kedua, bahwa
seluruh kitab-kitab Ilahiyah mengandung 3 hal yang semua
terkandung didalam surat al-Fatihah yaitu tentang pujian kepada Allah
dengan lisan, terkait penghambaan dan ketaatan dan hal-hal yang tidak nampak
(kasyaf) dan yang nampak. Ketiga, penamaan surat ini dengan nama Ummul Kitab ;
sesungguhnya karena tujuan dari seluruh ilmu-ilmu (pengetahuan) adalah
mengetahui tentang hal-hal Rububiyyah dan mengetahui tentang
'Ubudiyyah dan semua itu juga terkandung dalam surah al-Fatihah.
Keempat, sesungguhnya didalamnya terdapat ilmu-ilmu basyariyah ;
untuk mengetahui dzat Allah, sifat-sifat Allah dan af'al Allah, semua itu
terkait dengan ilmu ushul (pokok), adapun mengetahui hukum-hukum Allah dan
kewajiban-kewajiban kepada Allah, terkait ilmu furu' (cabang) dan lain
sebagainya.
Al-Matsaniy (المثاني) juga merupakan nama surat al-Fatihah,
penyebutan al-Matsaniy karena pembacaannya diulang-ulang pada setiap
raka'at shalat, alasan ini dikemukan oleh al-Baghawiy dan juga al-Qurthubiy.
Imam al-Baghawiy menyebutnya dengan as-Sab'u al-Matsaniy (السبع المثاني), karena terdiri dari 7 ayat berdasarkan
kesepakatan Ulama dan al-Matsaniy karena surat al-Fatihahdiulang-ulang didalam
shalat, yaitu dibaca pada setiap raka'at shalat. Ibnu Katsir
mengatakan tidak ada perbedaan mengenai jumlah 7 ayat tersebut dan
dituturkan didalam tafsirnya bahwa penyebutan as-Sab'u al-Matsaniy
itu sah, walaupun ada makna lain selain yang demikian.
Imam ar-Raziy
menuturkan sebuah ayat berkaitan dengan nama as-Sab'u al-Matsaniy,
ولقد آتيناك سبعا من المثاني والقرآن العظيم
"Dan
sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang
(as-Sab'ulminal Matsaniy) dan al-Qur'an al-'Adzim" (QS. al-Hijr ; 87)
Ketika
menafsirkan ayat tersebut, Imam ar-Raziy sendiri mengatakan bahwa
pengertiannya adalah 7 hal dari jenis perkara-perkara yang berulang-ulang, dan
tidak ada keraguan bahwa kadarnya mujmal, tidak ada ketentuan tertentu kecuali
dengan dalil-dalil yang terperinci. Oleh karena itu Ulama berbeda pendapat dalam
menafsirkannya. Qoul kebanyakan Mufassirin, itu adalah Fatihatul Kitab
(surah al-Fatihah), pendapat ini dipegang oleh Sayyidina Umar, 'Ali, Ibnu
Mas'ud, Abu Hurairah, al-Hasan, Abi al-'Aliyah, Mujahid, ad-Dlahak, Said
bin Jabir dan Qatadah.
قول أكثر المفسرين : إنه فاتحة الكتاب وهو قول عمر وعلي وابن مسعود
وأبي هريرة والحسن وأبي العالية ومجاهد والضحاك وسعيد بن جبير وقتادة
Diriwayatkan
oleh Abu Hurairah bahwa Nabi membaca surat al-Fatihah dan berkata,
"itu adalah as-Sab'u al-Matsaniy".
Imam ar-Raziy
berpegang pada qaul yang menafsirkannya sebagai surah al-Fatihah dan
as-Samarqandiy menyebutkan bahwa kebanyakan Ahl al-Ilmi
mengatakan as-Sab'u al-Matsaniy adalah surat al-Fatihah.
Sumber:
www.piss-ktb.com/2012/03/142-surah-al-fatihah-keragaman-dan.html
0 Response to "Surah al-Fatihah ; Keragaman dan Ikhtilaf Didalam Penamaannya (1/3)"
Post a Comment
Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!