Sepuluh Resep Pencuci Dosa dan Obat Penyakit Hati

Sepuluh Resep Pencuci Dosa dan Obat Penyakit Hati
Sepuluh Resep Pencuci Dosa dan Obat Penyakit Hati - Hasan Basri berkata: pada suatu hari aku mengelilingi lorong kota Bashrah dan pasarnya bersama seorang pemuda ahli ibadah. Di tengah perjalanan aku bertemu dengan seorang tabib. Dia duduk di atas kursi yang dihadapannya ada banyak orang, baik laki-laki maupun wanita serta anak-anak, yang semuanya membawa botol berisikan air. Setiap seorang dari mereka bermaksud meminta obat yang tepat bagi penyakit yang mereka derita.

Selanjutnya, majulah seorang pemuda yang ahli ibadah itu kepada tabib tersebut, lalu ia berkata: wahai tabib, apakah engkau mempunyai ramuan obat yang dapat membersihkan dosa dan mengobati penyakit hati? Tabib tadi berkata: punya. Pemuda itu berkata lagi: tolong berilah aku obat tersebut. Tabib menjawab: Ambillah sepuluh resep dariku berikut ini:
  1. Ambillah akar pohon kefakiran dan akar pohon ketawadhu’an
  2. Masukkan akar tobat kedalamnya
  3. Masukkan ketiga unsur itu kedalam lesung ridha
  4. Tumbuklah sampai halus dengan qana’ah
  5. Masukkan semua itu dalam panci taqwa
  6. Tuangkan air malu kedalamnya
  7. Didihkan semua itu dengan api mahabbah
  8. Selanjutnya, tuangkan semua itu ke dalam mangkuk syukur
  9. Dinginkan apa yang ada di dalam mangkuk syukur tersebut dengan kipas raja’
  10. Minumlah semua itu dengan sendok pujian
Jika engkau dapat melaksanakannya, maka semua itu akan menyelamatkan dirimudari berbagai jenis penyakit dan musibah di dunia dan di akhirat.

Kefakiran dan ketawadhu’an diibaratkan dengan sebuah pohon, sebab keduanya merupakan sesuatu yang tinggi (nilainya di sisi Allah). Adapun akar berfungsi sebagai faktor hidupnyasebuah pohon. Maknanya adalah carilah faktor-faktor yang bisa menjadikan seseorang mampu menerima kefakiran secara ridha dan mampu bersikap tawadhu’, sebab keduanya amatlah tinggi nilainya di sisi Allah. Ibnu Atha’ berkata: tawadhu’ akan menjadikan seseorang mudah menerima kebenaran. Ibnu Abbas berkata: termasuk kategori tawadhu’ adalah seseorang mau minum air dari sisa saudaranya. Al Qusyairi berkata: kefakiran adalah simbolnya auliya’ (para wali), permatanya ashfiya’ (orang-orang yang berhati bersih), dan merupakan sesuatu yang Allah pilihkan untuk hamba-hamba pilihan-Nya dari athqiya’ (mereka yang bertaqwa) dan anbiya’ (para nabi).

Abu ‘Abdullah Al-Quraisyi berkata: hakikat mahabbah (rasa cinta) adalah memberikan semua yang engkau miliki kepada pihak yang engkau cintai hingga tidah tersisa sedikit pun.

Raja’ (penuh harapan) adalah rasa senang dengan adanya karunia Allah. Ada pula yang mengatakan bahwa raja’ adalah meyakini luasnya rahmat Allah.

Sumber: Dikutip dari kitab Nashoihul Ibad karya Imam Nawawi Al-Bantani

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Sarana Belajar Hukum Islam dan Hukum Positif

0 Response to "Sepuluh Resep Pencuci Dosa dan Obat Penyakit Hati"

Post a Comment

Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!