Inilah Tanda-tanda Lailatul Qadar
''Lailatul
Qadar telah dikaruniakan kepada umat ini (umatku) yang tak diberikan kepada
umat-umat sebelumnya.'' (Al-Hadis).
Suatu hari, dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW berkisah kepada para sahabat
tentang seorang seorang yang saleh dari Bani Israil. Orang tersebut
menghabiskan waktunya selama 1.000 bulan untuk berjihad fi sabilillah.
Mendengar kisah itu, para sahabat merasa iri, karena tak bisa memiliki
kesempatan untuk beribadah selama itu.
Usia umat Nabi Muhammad SAW memang lebih pendek dari umat terdahulu. Dalam
riwayat lainnya disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah merenungi hal itu. Nabi
SAW pun bersedih, karena mustahil umatnya dapat menandingi amal ibadah
umat-umat terdahulu.
''Dengan penuh kasih sayang yang tak terhingga, Allah SWT lalu mengaruniakan
Lailatul Qadar kepada umat Nabi Muhammad SAW,'' ungkap Maulana Muhammad
Zakariyya Al-Kandahlawi dalam kitab Fadha'il Ramadhan. Menurutnya,
Lailatul Qadar adalah suatu malam karunia Allah yang sangat besar kebaikan dan
keberkahannya.
Lalu apa sebenarnya Lailatul Qadar itu? Dr HM Muchlis Hanafi, pakar
tafsir dari Universitas Al Azhar Mesir, mengungkapkan, Lailatul Qadar berarti
malam yang penuh dengan kemuliaan. Pada malam itu, kata dia, diturunkan
Alquran yang memiliki kemuliaan, melalui seorang malaikat yang juga sangat
mulia dan diterima seorang nabi yang juga sangat mulia.
''Qadar juga bisa bermakna ukuran. Ukuran segala sesuatu itu ditetapkan
pada malam itu, rezeki seseorang, apakah dia bahagia atau tidak? Sampai setahun
ke depan ditetapkan pada malam itu,'' tutur Dewan Pakar Pusat Studi Alquran
(PSQ) itu.
Menurut Muchlis, Lailatul Qadar memiliki sejumlah keistimewaan. Betapa tidak.
Pada malam itu, Alquran diturunkan. Selain itu, Lailatul Qadar itu lebih baik
dari 1.000 bulan. Pada malam itu, kata dia, para malaikat dan Ar-ruh
(yang dimaksud adalah Malaikat Jibril) turun ke bumi.
''Para malaikat itu turun dengan membawa rahmat dan keberkahan,'' ujarnya. Yang
tak kalah penting, malam yang istimewa itu membawa kedamaian, rasa aman kepada
siapa saja yang menjumpainya sampai terbit fajar.
Dalam sebuah riwayat, papar dia, yang dimaksud fajar adalah terbit fajar
di keesokan harinya. Tapi hatta mathla'il fajr, berarti sampai tiba saatnya
fajar kehidupannya yang baru di akhirat nanti.
Lalu adakah ciri-ciri akan datangnya Lailatul Qadar? Menurut Muchlis,
tanda-tanda fisik seperti yang populer di kalangan masyarakat bahwa malam itu
tenang, angin sepoi-sepoi, kemudian matahari di keesokan harinya berawan dan
tidak terlalu panas, riwayat-riwayatnya tidak dapat dipertanggungjawabkan
kesahihannya.
''Tanda-tanda fisik semacam itu secara logika, juga sulit diterima. Karena,
sangat relatif, tergantung musim. Kalau musim hujan, ya, pasti mendung,
apalagi dengan perubahan iklim sekarang. Jadi, tanda-tanda fisik itu tidak bisa
dijadikan ukuran. Tanda yang pasti adalah salaamun hiya hatta mathla'il fajr,''
paparnya.
Yang pasti, kata dia, salah satu tanda yang pasti dari Lailatul Qadar
adalah orang selalu merasa damai, selalu menebar kedamaian dalam
hidupnya sampai dia meninggal dunia bahkan sampai dibangkitkan kembali
menyongsong fajar kehidupan yang baru.
Tak ada seorang pun yang tahu kapan tamu agung itu akan datang. Hanya Allah SWT
yang mengetahui kapan malam yang lebih baik dari 1.000 bulan itu akan
menghampiri hambanya. Terlebih, sebagai tamu agung, Lailatul Qadar hanya
dianugerahkan kepada orang-orang yang mendapat taufik dan beramal saleh pada
malam itu. Mengapa begitu? Supaya kita semakin giat mencarinya sepanjang
hari, khususnya pada malam-malam sepuluh terakhir Ramadhan.
Prof Nasaruddin Umar, menambahkan Lailatul qadar itu memiliki banyak makna.
Menurut dia, Lailatul Qadar bisa diartikan secara fisik bahwa betul-betul
memang malam itu ada sesuatu yang istimewa.
Menurut dia, pada malam itu Malaikat turun berbendong-bondong sangat luar biasa
dan hanya detik itu, menit itu atau jam itu. Adalagi yang memaknai lailatul
qadar simbolis sesungguhnya. Laila artinya malam, malam bisa berarti
keheningan, kesyahduan, kepasrahan, tawakal, kerinduan, kehangatan, termasuk
juga kekhusyukan.
Sebagaimana banyak dijelaskan dalam berbagai buku sejarah, termasuk Sirah
Nabawiyyah, Lailatul Qadar itu hanya terjadi sekali dalam setahun, yakni hanya
pada bulan Ramadhan. Dan itupun, waktunya tidak ditentukan. Ada yang
berpendapat, terjadi di malam ganjil pada sepuluh malam terakhir Ramadhan.
Pakar hadis, Dr Lutfi Fathullah MA mengungkapkan, karena begitu mulianya
Laailatul Qadar, Rasulullah saw mengajak seluruh sahabatnya, istri-istrinya
sampai kepada pembantu-pembantunya untuk memperbanyak ibadah. Karena itu,
ketika istri-istri Rasulullah diminta untuk mencari Lailatul Qadar, Aisyah RA
berkata, Ya Rasulullah bagaimana kalau saya yang mendapatkan? Apa yang harus
saya baca? Minta rumah, minta kekayaan atau minta yang lainnya?
Rasulullah mengajarkan bacalah, ''Allahumma innaka afuwwun karim tuhibbul
afwa fa'fu anni (Ya Allah Engkalau Yang Maha Pengampun Lagi Maha Pemurah,
Engkau senang mengampuni hamba-hambaMu karena itu ampunilah
dosa-dosaku).'' Semoga, kita dipertemukan dengan malam Lailatul Qadar.
Sumber: ramadhan.republika.co.id
0 Response to "Inilah Tanda-tanda Lailatul Qadar"
Post a Comment
Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!