Dr Muhammad Hariyadi, MA: Menyegerakan Diri dalam Kebajikan
Dunia memiliki tiga waktu; kemarin, hari ini dan esok hari. Kemarin dan waktu
lampau tidak akan pernah kembali lagi, sehingga kita tidak mungkin meraihnya.
Hari ini adalah hadiah Tuhan, sehingga mereka yang pandai memanfaatkannya
dengan mempertebal keimanan dan menyegerakan amal saleh tidak mengalami
"opportunity lost". Sedangkan esok hari adalah rahasia Tuhan yang
tidak seorang pun mengetahuinya.
Sementara itu, umur manusia memiliki dua sifat: Pertama, ia tidak akan berjalan
terus tanpa henti, baik manusia sedang mengalami kesedihan maupun kegembiraan,
sedang sehat ataupun sakit.
Kedua, umur yang telah lalu tidak akan pernah kembali lagi, sehingga penyesalan
terjadi ketika kesempatannya tidak terulang kembali.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka Allah SWT memberikan petunjuk-Nya agar
manusia menyegerakan diri dalam kebajikan sebelum disibukkan dengan banyak
urusan, memanfaatkan umur, masa sehat, masa jaya, masa muda, masa luang sebelum
datang masa-masa kebalikannya.
Allah SWT berfirman, “Dan bersegeralah menuju kepada ampunan Tuhanmu dan surga
yang luasnya seluas langit dan bumi yang diperuntukkan bagi orang-orang yang
bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133).
Dalam sebuah hadis dari Ibnu Abbas RA dikabarkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum datangnya lima: hidupmu sebelum matimu,
sehatmu sebelum sakitmu, luangmu sebelum sempitmu, mudamu sebelum tuamu, dan
kayamu sebelum fakirmu.” (HR. Ahmad).
Sejarah mencatat bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq memiliki keutamaan di antara para
sahabat lainnya disebabkan dua hal: Pertama, senantiasa membenarkan Rasul. Oleh
sebab itu, Rasulullah SAW memberinya gelar Ash-Shiddiq (orang yang selalu
membenarkan kata dan ucapan Rasul SAW).
Kedua, senantiasa menjadi penyegera atau orang pertama dalam banyak hal. Oleh
sebab itu, ia masuk dalam kelompok perintis perjuangan pemula masa Rasulullah
SAW yang dikenal dengan istilah As-Sabiqun Al-Awwalun yang dijanjikan Allah
masuk surga. (QS. At-taubat: 100).
Keutamaan memang milik orang-orang yang membenarkan bukan pada penyegeraan.
Namun, Abu Bakar memiliki keutamaan dan urgensitas karena membenarkan Rasul dan
menyegarakan (menjadi yang pertama) dalam banyak hal.
Menyegerakan atau menjadi yang pertama banyak hal menjadi perkara yang urgen
karena memenuhi kebutuhan, menentramkan dan memberikan kepastian. Sehingga
membenarkan dan menyegerakan merupakan gabungan dari sifat kemuliaan yang jika
keduanya bersatu pada diri seseorang akan melahirkan kesempurnaan.
Dalam hadis Ibnu Abbas, Rasulullah SAW menceritakan mengenai 70 ribu umatnya
yang masuk surga tanpa hisab dan azab neraka. Salah seorang sahabat bernama
Ukasah bin Mahshan berkata, "Doakanlah aku agar menjadi golongan
mereka."
Rasulullah SAW menjawab, "Engkau bagian dari mereka."
Kemudian seorang sahabat lain berdiri dan berkata, "Doakan pula aku
menjadi golongan mereka wahai Rasul!"
Rasulullah SAW menjawab, “Ukasah telah mendahuluimu." (HR.
Bukhari-Muslim).
Jawaban Rasulullah ini mengisyaratkan bahwa para penyegera atau menjadi yang
pertama memiliki maqam (tempat) yang berbeda dengan yang di belakangnya
termasuk dalam masalah agama. Apalagi semua orang mengetahui bahwa para
penyegera dan menjadi yang pertama jelas berbeda kualitasnya dengan yang
bergerak lambat atau pemalas. Wallahu a'lam.
Sumber:
www.republika.co.id
0 Response to "Dr Muhammad Hariyadi, MA: Menyegerakan Diri dalam Kebajikan"
Post a Comment
Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!