Bukan Sekedar Makan
Apabila
salah satu dari kamu semua makan, maka sebutlah nama Allah SWT, jika kamu lupa
menyebut pada awalnya, hendaklah berkata: Bismillah alaa awwalihi wa
akhirihi. (HR: At-Tirmidzi).
Makan
merupakan bagian dari aktifitas kemanusian yang sifatnya alamiah. Artinya,
orang beragama ataupun tidak, juga melakukan aktifitas makan. Islam atau
tidak, juga makan karena memang suatu kebutuhan. Dan menurut Islam makan itu
hukumnya mubah, Al-Qur’an pun mempersilahkan kita untuk makan. Akan tetapi,
karena ajaran Islam itu lengkap, sebagai salah satu bukti bahwa ajaran Islam
itu lengkap, makan yang sebetulnya aktifitas kebiasan manusia, oleh Islam juga
diatur, agar menjadi baik bagi manusia itu sendiri. Dan itu pula yang
membedakan antara makan yang tadinya mubah lalu menjadi Islami, bukan sekedar
makan yang tidak ada dampak pahalanya.
Makan
dengan cara Islami, di samping kita menjadi sehat secara manusiawi kita juga
mendapat pahala dan kebaikan dari Allah SWT. Ciri-ciri makan bisa dikatakan
Islami apabila memenuhi beberapa standar sebagai berikut.
Pertama,
makanan atau minuman yang kita konsumsi harus benar-benar halaalan thoyyiban.
Substansi makanan itu halal harus diperoleh dengan cara yang baik dan halal.
Dan diperoleh dengan aturan muamalah syariat agama, tidak berbohong, tidak
riba, tidak korupsi, tidak mencuri dan cara pengolahannya pun juga harus dengan
cara syari’at. Misalnya apabila binatang, cara penyembelihan, pencucian, dan
cara memasak juga harus sesuai dengan syari’at agama sehingga memenuhi
standart kesucian menurut syari’at. Thoyyib juga berarti bagus bagi kesehatan,
substansinya halal dan juga memenuhi standart gizi yang diperlukan oleh tubuh
kita.
Kedua, niat makannya bukan karena nafsu makan, serakah (syahwatut tha’am) akan tetapi niatnya dalam rangka ibadah dan agar bisa melakukan aktifitas yang baik. Dengan begitu, makan dapat membantu kita melakukan kebaikan-kebaikan. Makan juga niat untuk menjaga kesehatan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani kita. Karena Nabi Muhammad SAW juga bersabda: Berikan hak kepada setiap yang berhak dalam hal ini termasuk diri kita ini punya hak untuk makan, punya hak untuk nikah, punya hak untuk istirahat.
Kedua, niat makannya bukan karena nafsu makan, serakah (syahwatut tha’am) akan tetapi niatnya dalam rangka ibadah dan agar bisa melakukan aktifitas yang baik. Dengan begitu, makan dapat membantu kita melakukan kebaikan-kebaikan. Makan juga niat untuk menjaga kesehatan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani kita. Karena Nabi Muhammad SAW juga bersabda: Berikan hak kepada setiap yang berhak dalam hal ini termasuk diri kita ini punya hak untuk makan, punya hak untuk nikah, punya hak untuk istirahat.
Kalau
motivasinya makan itu sudah salah yakni menuruti nafsu serakah, maka ketika
melihat makanan enak langsung makan, itu bukan termasuk makan yang Islami. Dan
biasanya juga berakibat kepada kerusakan. Dan melakukan kegiatan yang dampaknya
pada kerusakan itu hukumnya haram. Orang yang motivasinya karena serakah
biasanya juga akan berdampak pada sesuatu yang berlebihan. Makanlah secukupnya
dan berhentilah sebelum kenyang.
Ketiga, kalau mau makan hendaknya membaca bismillah, kalau lupa maka ketika ingat dipertengahan kita makan, maka kita berdoa bismillah ‘alaa awwalihi wa akhirihi. Islam ingin mengajarkan dan menunjukan kepada ummatnya bahwa melakukan aktifitas duniawi pun jangan lepas dari dzikir kepada Allah SWT. Jadi dalam hal hubungan dengan manusia (hablum minannas) tidak putus hubungan dengan Allah SWT (hablum minallah), sebaliknya shalat jama’ah yang seratus persen hablum minallah kita juga harus menata shof dengan rapi, serta imam juga memperhatikan kondisi makmum, bacaannya jangan terlalu panjang, berarti dalam masalah ini juga ada unsur hablum minannas. Jadi, intinya dalam berhablum minannas jangan sampai putus hablum minallahnya, minimal dengan membaca bismillah. Dan sebaliknya dalam berhablum minallah juga jangan sampai putus hablum minannasnya, kita harus tetap memperhatikan aspek kemanusiaan.
Ketiga, kalau mau makan hendaknya membaca bismillah, kalau lupa maka ketika ingat dipertengahan kita makan, maka kita berdoa bismillah ‘alaa awwalihi wa akhirihi. Islam ingin mengajarkan dan menunjukan kepada ummatnya bahwa melakukan aktifitas duniawi pun jangan lepas dari dzikir kepada Allah SWT. Jadi dalam hal hubungan dengan manusia (hablum minannas) tidak putus hubungan dengan Allah SWT (hablum minallah), sebaliknya shalat jama’ah yang seratus persen hablum minallah kita juga harus menata shof dengan rapi, serta imam juga memperhatikan kondisi makmum, bacaannya jangan terlalu panjang, berarti dalam masalah ini juga ada unsur hablum minannas. Jadi, intinya dalam berhablum minannas jangan sampai putus hablum minallahnya, minimal dengan membaca bismillah. Dan sebaliknya dalam berhablum minallah juga jangan sampai putus hablum minannasnya, kita harus tetap memperhatikan aspek kemanusiaan.
Begitu
juga dengan makan, perintah membaca bismillah itu juga dalam rangka menjaga
hablum minallah meskipun makan termasuk aktifitas duniawi. Dan ini pula antara
lain yang membedakan makan Islami dan makan yang tidak Islami, makannya orang
muslim dan orang non muslim.
Keempat,
mempunyai kepekaan sosial yang cukup tinggi, jangan makan terlalu mewah ketika
tetangganya belum mampu. Alangkah baiknya kalau kita makan biasa-biasa saja,
sehingga kita bisa bersedekah kepada tetangga kita, dan mengajak makan bersama.
Karena Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan kalau makan jangan sendirian.
Jadi,
kesimpulanya makan Islami itu makan yang menjaga kesehatan, menjaga
keseimbangan, makan yang motifasinya bukan karena nafsu, makan yang tidak lepas
dari unsur hablum minallah dan hablum minannas, yakni dengan memperhatikan
orang lain barangkali belum makan dan kita ajak makan bersama. Dengan cara
begitu maka sekedar berwujud makan tapi Islam bisa membuktikan diri bahwa makan
yang Islami itu makan yang benar-benar membawa kepada rahmatan lil’alamin,
maslahat untuk dirinya, kesehatanya, dan maslahat untuk akhiratnya dan maslahat
untuk orang yang berada di sekitarnya.
Sumber:
mediaummat.co.id/bukan-sekedar-makan/
0 Response to "Bukan Sekedar Makan"
Post a Comment
Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!