Surah al-Fatihah ; Keragaman dan Ikhtilaf Didalam Penamaannya (3/habis)
Nama
selanjutnya adalah al-Qur'an al-'Adzim (القرآن العظيم).
Dinamakan demikian karena didalamnya terkandung seluruh ilmu-ilmu
al-Qur'an. al-Qurthubiy menyebutkan nama tersebut sebagai salah satu nama
surah al-Fatihah dari 12 nama yang beliau sebutkan. Terdapat banyak
diriwayat yang menyebutkan nama tersebut, sebagaimana beberapa riwayat yang
telah disebutkansebelumnya dan berbagai riwayat lainnya.
asy-Syifa' (الشفاء), nama ini sebagaimana riwayat dari
ad-Darimiy dari Abi Sa'id al-Khudriy secara mar'fu, ia berkata, bahwa
Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda,
فاتحة الكتاب شفاء من كل سم
"Fatihatul Kitab
adalah obat penawar untuk tiap-tiap penyakit"
Imam
al-Qurthubiy telah menuturkan riwayat ini, demikian juga Imam Ibnu Katsir
dan Imam ar-Raziy. Imam ar-Raziy mengatakan bahwa penyakit-penyakit yang
bisa disembuhkan dengannya adalah penyakit yang bersifat runahiyah juga yang
bersifat jasmaniyah. Didalam surah al-Fatihahjuga terdiri dari pengetahuan yang
bersifat ushul (pokok), furu' (cabang) dan juga hal-hal yang tersembunyi
(kasyaf), itu hakikat dinamakan asy-Syifa'. Imam an-Naisaburiy juga menyebutkan
nama ini serta juga menamakannya sebagai asy-Syafiyah.
Berdasarkan
hadits Abu Sa'id al-Khudriy yang meruqiyyah seorang laki-laki dengan
Ummul Kitab (surat al-Fatihah), dan Rasulullah berkata kepadanya,
وما يدريك أنها رقية؟
"Siapa
yang memberi tahukanmu bahwa surat al-Fatihah itu Ruqiyyah
(jampi-jampi)"
Dari itu, surah
al-Fatihah juga dinamakan ar-Ruqiyyah (الرقية),
riwayat diatas dituturkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, sebelumnya juga
telah disebutkan oleh Imam al-Qurthubiy dalam tafsirnya. Imam Bukhari
menuturkan riwayat diatas didalam Fadhailil Qur'an.
حدثنا محمد بن المثنى، حدثنا وهب، حدثنا هشام، عن محمد، بن معبد، عن
أبي سعيد الخدري، قال: كنا في مسير لنا، فنزلنا، فجاءت جارية فقالت: إن سيد الحي
سليم، وإن نفرنا غيب، فهل منكم راق؟ فقام معها رجل ما كنا نأبنه برقية، فرقاه،
فبرأ، فأمر له بثلاثين شاة، وسقانا لبنا، فلما رجع قلنا له: أكنت تحسن رقية، أو
كنت ترقي؟ قال: لا ما رقيت إلا بأم الكتاب، قلنا: لا تحدثوا شيئا حتى نأتي، أو
نسأل رسول الله صلى الله عليه وسلم، فلما قدمنا المدينة ذكرناه للنبي صلى الله
عليه وسلم فقال: " وما كان يدريه أنها رقية، أقسموا واضربوا لي بسهم
"Telah
mengabarkan kepada kami Muhammad bin al-Mutsanna, mengabarkan kepada kami Wahb,
mengabarkan kepada kami Hisyam, dari Muhammad bin Ma'bad, dari Abu Sa'id
al-Khudriy berkata, bahwa ketika kami berada di perjalanan, seorang budah
perempuan menghampiri kami dan berkata, "sesungguhnya Pemimpin kami
tersengat binatang beracun sedangkan tidak ada lelaki tidak ada, apakah
diantara kalian bisa meruqiyah ?" Maka seorang laki-laki diantara kami
berdiri bersamanya, padahal tidak kami tidak pernah
melihatnya meruqiyah. Kemudian laki-laki itu meruqiyahnya dan
pemimpin kabilah itu sembuh. Maka pemimpin kabilah memberi 30 ekor kambing
kepadanya dan memberi kami minum susu. Ketika laki-laki itu kembai, kami
berkata kepadanya : "apakah kamu pandai meruqiyah atau bisa
meruqiyyah ?" Laki-laki itu berkata ; "aku hanya meruqiyah
dengan Ummul Kitab ", kemudian kami berkata, janganlah kalian
mengatakansesuatu sampai (berjumpa) atau bertanya kepada Rasulullah. Maka
ketika telah sampai di Madinah, kami menuturkan tentang hal itu kepada
Nabi, Nabi pun bersabda ; "Siapa yang memberitahukan kepadanya bahwa Ummul
kitab (surah al-Fatihah) adalah Ruqiyah ? Bagi-bagikanlah diantara kalian dan
berikan kepadaku satu bagian lainnya".
Menurut
penuturan Imam al-Qurthubi, al-Muhallab (المهلب)
berkata ; letak ruqiyyah-nya adalah ayat 5 dari surah al-Fatihah yaitu
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Dikatakan
(qil), seluruh surah al-Fatihah adalah Ruqiyah berdasarkan sabda Nabi
kepada seorang laki-laki, "Dan siapa yang memberitahukanmu bahwa
surah al-Fatihah adalah Ruqiyah ?" sebagaimana riwayat diatas.
وما أدراك أنها رقية
Dalam hadit
tersebut tidak dikatakan, "sesungguhnya didalam surah al-Fatihah ada
(ayat) Ruqiyah".
أن فيها رقية
Maka dari itu,
surat tersebut secara keseluruhan adalah Ruqiyah karena merupakan Fatihatul
Kitab yang didalamnya terkandung berbagai macam ilmu-ilmu al-Qur'an
sebagaimana penjelasan yang telah berlalu.
Al-Asas (الأساس). Nama ini disebutkan oleh Imam
al-Qurthubiy, Imam ar-Raziy, Imam Ibnu Katsir juga oleh Imam an-Naisaburiy.
Diriwayatkan oleh asy-Sya'bi dari Ibnu Abbas bahwa surat al-Fatihah adalah
Asasul Qur'an, asasnya adalah Bismillahirrahmaanirrahiim. Ibnu Katsir
menuturkanini didalam tafsirnya. Imam an-Naisaburiy mengatakan, karena
surah al-Fatihah merupakan awal surat dari al-Qur'an sebagaimana sebuah
asas (al-Asas) atau karena terdiri atas asas berbagai al-Ibadat dan
tuntutan-tuntutan. Sebagaimana Imam Ibnu Katsir, sebelumnya Imam
al-Qurthubiy telah menuturkannya dan Imam an-Naisaburiy juga menuturkannya
yaitu bahwa asy-Sya'biberkata,
قال الشعبي : سمعت عبد الله بن عباس يقول : أساس الكتب القرآن ، وأساس
القرآن فاتحة الكتاب ، وأساس الفاتحة « بسم الله الرحمن الرحيم
»
"Aku
mendengar Abdullah bin Abbas mengatakan, "Asas al-Kitab adalah
al-Qur'an, asas al-Qur'an adalah Fatihatul Kitab, dan asal
al-Fatihah adalah "Bismillahirrahmaanirrahiim"."
Sedangkan Imam
ar-Raziy mengemukakan beberapa pendapat terkait nama tersebut, yaitu dinamakan
al-Asas karena merupakan surat pertama dalam al-Qur'an sebagaimana sebuah Asas
dan karena Ibadah yang paling mulya setelah Iman adalah shalat, sedangkan
didalam surah al-Fatihah terdiri atas sesuatu yang ada didalam Iman
(tentang keimanan), dan shalat tidak sempurna kecuali dengan membaca surah
al-Fatihah.
Perihal nama
al-Wafiyyah (الوافية), karena wajib
membaca seluruhnya didalam shalat dan tidak cukup jikalau hanya dibaca
sebagian, sebagaimana penuturan Imam an-Naisaburiy. Menurut Imam ar-Raziy dan
Imam al-Qurthubiy, Sufyan bin Uyaynah menamakan surah al-Fatihah dengan
nama ini, beliau juga menuturkan bahwa asy-Sya'bi berkata, bahwa maksudnya
adalah tidak cukup jika hanya sebagiannya saja.
ألا ترى أن كل سورة من القرآن لو قرىء نصفها في ركعة والنصف الثاني في
ركعة أخرى لجاز ، وهذا التنصيف غير جائز في هذه السورة
"Lihatkan, bahwa
seluruh surah didalam al-Qur'an jika hanya dibaca sebagian pada salah satu
raka'at shalat kemudian sebagian lainnya dibaca pada raka'at
berikutnya adalah boleh, sedangkan yang demikian itu tidak boleh dilakukan
pada surat ini (surat al-Fatihah)"
Sedangkan dalam
tafsir Imam Ibnu Katsir, disebutkan bahwa Sufyan bin Uyaynah menamakannya
al-Waqiyyah (الواقية), dengan
menggunakan huruf "Qaf" yang maknanya adalah Tameng.
Lafadh
al-Qurthubiy, an-Naisaburiy dan ar-Raziy ketika menuturkan tentang
penyebutan oleh Sufyan bin Uyaynah yang penulis baca menggunakan
"Fa'" bukan "Qaf" yang bermakna "sempurna atau
mencakup seluruhnya". Dalam kitab milik Imam as-Suyuthiy yaitu kitab
al-Itqan (الإتقان) juga
mengatakan bahwa Sufyan bin Uyaynah mengatakan al-Wafiyyah, yang mana
juga merupakan pendapat dalam kitab al-Kasyaf. Dalam kitab Fiqh Imam
an-Nawawiy yaitu kitab al-Majmu' (3/331) mengatakan,
(السابع) الوافية - بالفاء - لانها لا تنقص فيقرأ بعضها في ركعة
وبعضها في اخرى بخلاف غيرها
"al-Wafiyah
–bil Faa' (dengan huruf fa'), karena surah al-Fatihah tidak boleh
dikurangi yaitu tidak boleh membaca sebagian pada salah satu raka'at shalat,
kemudian sebagiannya dibaca pada raka'at yang lain, hal ini berbeda dengan
surah-surah yang lainnya"
Dengan demikian
nama al-Waqiyah adalah penyebutan oleh Imam Ibnu Katsir, wallaahu
a'lam. Berikutnya, al-Kafiyyah (الكافية)
juga merupakan salah satu nama surah al-Fatihah. Imam ar-Raziy dan Imam Ibnu
Katsir telah menuturkan alasan penamaan tersebut sebagaimana alasan
tersebut juga dinukil oleh Imam al-Qurthubiy dari Yahya bin Abi Katsir, dia
berkata,
قال يحيى بن أبي كثير : لأنها تكفي عن سواها ولا يكفي سواها عنها
"karena
surath al-Fatihah sudah mencukupi tanpa yang lainnya, sedangkan yang
lainnya tidak mencukupi tanpa surah al-Fatihah"
Menurut apa
yang dituturkan oleh Imam al-Qurthubiy, dalil yang menunjukkan nama
tersebut adalah apa yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Khalad al-Iskandariy,
dia berkata,
قال النبي صلى الله عليه وسلم أم القرآن عوض من غيرها وليس غيرها منها
عوضا
"Nabi
shallallahu 'alayhi wa sallam, Ummul Qur'an adalah penggani dari surah yang
lainnya, sedangkan yang lainnya bukan pengganti bagi surah al-Fatihah"
Didalam
kitabnya Imam ar-Raziy juga menuturkan riwayat tersebut namun dari Mahmud
bin ar-Rabi' dari Ubadah bin ash-Shamit. Imam Ibnu Katsir
mengatakan hadits diatas adalah hadits mursal. Imam an-Naisaburiy juga
turut menuturkan riwayat tersebut dalam kitab tafsirnya.
Selain nama
diatas, Imam ar-Raziy juga menyebutkan nama as-Su'al (السؤال),
nama ini berdasarkan riwayat bahwa Rasulullah mengkisahkan dari Rabbul
'Izzah subhahuu wa Ta'alaa, bahwa Allah berfirman,
من شغله ذكرى عن سؤالي أعطيته أفضل ما أعطي السائلين
"Barangsiapa
yang meminta (memohon) kepada-Ku dengan disertai dzikir, maka aku akan
memberikan kepadanya yang lebih utama daripada ketika Aku memberi kepada
orang-orang yang meminta (sekedar memohon) saja".
Nama asy-Syukr
(سورة الشكر) dan ad-Dua' (سورة
الدعاء) juga disebutkan oleh Imam ar-Raziy didalam
tafsirnya. Mengenai asy-Syukr, beliau mengatakan karena sudah
al-Fatihah merupakan pujian terhadap Allah tentang
kebesaran, kemulyaan dan kebaikan (al-Ihsan). Sedangkan ad-Dua', karena
didalam surah al-Fatihah terdiri dari do'a-do'a seperti,
اهدنا الصراط المستقيم
"Tunjukilah
kami jalan yang lurus (shirathal Mustaqim)"
Imam
an-Naisaburiy menuturkan dua nama lagi dalam tafsirnya yang berbeda dengan
nama yang lainnya yaitu surah Ta'limul Mas'alah (سورة
تعليم المسألة) dan surah al-Kanz (سورة الكنز).
Mengenai nama
Ta'limul Mas'alah, karena sesungguhnya Allah subhanahu wa Ta'alaa didalam surah
al-Fatihah mengajarkan hamba-hambanya tentang adab dalam memohon (berdo'a)
yaitu dengan dimulai dengan pujian, dengan hati yang ikhlas dan kemudian
berdoa'.
Dan mengenai
nama al-Kanz. Berdasarkan penuturan Imam Ibnu Katsir didalam tafsirnya bahwa
as-Samarqandiy juga menamakan surah al-Fatihah sebagai al-Kanz. Dalam
tafsir Imam an-Naisaburiy meyebutkan, nama surah al-Kanz berdasarkan riwayat
dari 'Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah bersabda,
نزلت فاتحة الكتاب بمكة من كنز تحت العرش
"Fatihatul Kitab
diturunkan di Mekkah dari Kanzu (simpanan yang tebal) dibawah Arsy'
Oleh karena itu
juga, kebanyakan Ulama mengatakan, bahwa surah tersebut adalah Makiyyah,
maka Mujahid terlah keliru dalam hal ini karena
mengatakan Madaniyah. Bagaimana tidak keliru, sesungguhnya telah
shahih dari Nabi didalam hadits Ubay bin Ka'aa,
وقد صح عن النبي صلى الله عليه وسلم في حديث أبي بن كعب أنها من أول
ما نزل من القرآن وأنها السبع المثاني ، وسورة الحجر مكية بلا خلاف وفيها قوله
تعالى : { ولقد آتيناك سبعا من المثاني }
"sungguh shahih
dari Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam tentang hadits Ubay bin Ka'ab bahwa
sudah al-Fatihah merupakan surah yang diturunkan awal-awal, dan
itu adalah as-Sab'ul Matsaniy"
Begitulah
penuturan Imam a-Naisaburiy didalam kitabnya. Sebagai tambahan, Imam
asy-Suyuthiy didalam kitab al-Itqan (1/61-62) turut menuturkan nama-nama surah
al-Fatihah yaitu Fatihatul Kitab, Fatihatul Qur'an, Ummal kitab dan Ummul
Qur'an, al-Qur'an al-'Adzim, as-Sab'ul Matsaniy, al-Kafiyah, al-Asas,
an-Nur (النور), surah al-Hamd dan
surah asy-Syukr, surah al-Hamd al-Uwlaa dan surah al-Hamd al-Qashriy,
ar-Raqiyah, asy-Syifa', asy-Syafiyah, surah ash-Shalah, surah ad-Du'a, surah
as-Su'al, surah Ta'limul mas'alah, surah al-Munajah (سورة المناجاة) dan surah at-Tafwidl (سورة التفويض).
Sedangkan Imam
an-Nawawiy didalam kitab fiqhnya yaitu kitab al-Majmu' menyebutkan 10
nama, dimana dalam penuturan Imam an-Nawawiy bahwa Imam Abu Ishhaq
ats-Tsa'labiy dan Imam-imam lainnya telah menceritakannya, yaitu Fatihatul
Kitab, surah al-Hamd, Ummul Kitab wa Ummul Qur'an, ash-Shalah, as-Sab'ul
Matsaniy, al-Wafiyah, al-Kafiyah, al-Asas, asy-Syifa'. Imam Nawawiy
mengatakan bahwa Imam al-Mawardiy didalam tafsirnya menuturkan bahwa
Ulama berbeda pendapat tentang kebolehan nama Ummul Kitab, kebanyakan Ulama
memperbolehkannya sedangkan al-Hasan dan Ibnu Siyrin melarangnya, kedunya
mengklaim bahwa Ummul kitab adalah nama untuk Lauh Mahfudz dan tidak digunakan
untuk yang lainnya. Imam an-Nawawiy berkata, pendapat ini keliru sebab
terdapat hadits-hadits shahih yang telah menuturkan nama tersebut.
Sekian sedikit
penuturan tentang nama surah al-Fatihah, kurang lebihnya mohon maaf dan
diharapkan koresiknya untuk perbaikan tulisan ini.
Wallaahu
A'lam...
Bacaan
(Referensi) ;
- Kitab
Ma'alimut Tanzil, Imam al-Baghawiy (w. 516 H)- Kitab Fathul Qadir,
- Kitab Fathul
Qadir, Imam asy-Syaukani (w. 1250 H)
- Kitab
Mafatihul Ghaib, Imam Fakhruddin ar-Raziy (w. 606 H)
- Kitab Bahrul
'Ulum, Imam as-Samarqandiy (w. 373 H)
- Kitab
GharaibulQur'an wa RaghaibulFurqan, Imam an-Naisaburiy (w. 728 H)
- Kitab Tafsir
al-Jalalin, Imam al-Mahally (w. 864 H) & as-Suyuthiy (w. 911 H)
- Kitab
al-Muharrar al-Wajiz, Imam Ibnu 'Athiyah al-Andalusiy (w. 546 H)
- Kitab
Tafsirul Qur'an al-'Adzim, Imam Ibnu Katsir (w. 774 H)
- Kitab
al-Jami' li Ahkamil Qur'an, Imam al-Qurthubiy (w. 671 H)
- Kitab
al-Itqan fiy 'Ulumil Qur'an, Imam as-Suyuthiy (w. 911 H)
- Kitab
al-Majmu syarah al-Muhadzab, Imam an-Nawawiy (w. 676 H)
- Dan beberapa
kitab hadits.
Sumber:
www.piss-ktb.com/2012/03/142-surah-al-fatihah-keragaman-dan.html
0 Response to "Surah al-Fatihah ; Keragaman dan Ikhtilaf Didalam Penamaannya (3/habis)"
Post a Comment
Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!