Keutamaan Hidup Bertetangga
"Barang siapa beriman kepada Allah, dan hari akhir, hendaklah ia berbuat
baik kepada tetangganya". (HR Bukhori)
Berbuat baik kepada tetangga menjadi sangat penting dalam ajaran Islam. Hadis
di atas menyiratkan bahwa setiap umat Islam diwajibkan untuk terus berbuat baik
kepada tetangga dengan menolongnya jika mereka meminta pertolongan, membantunya
jika mereka meminta bantuan. Sebagai agama rahmatan lilalamin, dalam berbuat
baik kepada tetangga kita diwajibkan untuk tidak memandang dari segi sosial dan
suku.
Sebuah firman Allah disebutkan: “Dan berbuat baiklah kepada dua orang
ibu-bapak, keluarga, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat
dan tetangga jauh” (QS Al-Nisa (44): 36).
Syekkh Ahmad al-Sadani dalam “Sajian Ruhani Penyejuk Iman (10 resep hidup mulia
berdasarkan Al -Quran” menuliskan Sabda Rasulullah SAW: “Tahukan kalian apa hak
tetangga? Jika ia meminta bantuanmu, bantulah. Jika ia mendapat musibah
hiburlah. Jika ia mendapat kebaikan ucapkanlah selamat keapadanya. Jika ia
ditimpa musibah maka hiburlah. Jika ia meninggal maka antarkan jenazahnya.”
Islam memang agama yang luhur dan suci. Keluhuran itu diwujudkan dalam
ajaran-ajaran yang suci dan selalu berbuat baik. Sebuah hadis Rasulullah juga
melarang jika kita memiliki makanan namun tidak cukup maka tidak boleh dibawa
keluar dari rumah, terlebih diperlihatkan ke tetangga.
“Jika kamu membeli buah-buahan hadiahkanlah sebagian kepadanya. Jika tidak
mungkin menghadiahkan sebagiannya bawalah masuk buah-buahan itu ke rumahmu
secara diam-diam. Jangan biarkan anakmu membawa buahnya itu keluar sehingga
anak tetanggamu menangis karena menginginkannya. Apakah kalian memahami apa
yang aku katakan? Hanya segelitir orang yang dapat memenuhi hak tetangga yaitu
mereka yang dirahmati Allah.”
Begitu tinggi nilai-nilai Islam mengajarkan penganutnya untuk memanusiakan
tetangga, siapapun mereka. Untuk mengangkat derajat tetanga. Apapun agama
mereka. Sebagai contoh, Islam menganjurkan kepada kita untuk tidak membangun
rumah lebih tinggi daripada rumah tetangga sehingga menutup lubang udara
kecuali atas izinnya dan tidak mengganggunya dengan bau kotoranmu, tetapi
hendaklah kita membuangnya.
Dalam sebuah kisah yang ditulis dalam Kitba Al-Kaba’ir tentang Malik bin Dinar,
tokoh sufi. Pada kisah itu ditulis Malik bin Dinar memiliki tetangga seorang
Yahudi. Orang Yahudi itu membuat kamar mandi bersebelahan dengan dinding kamar
mandi tidur Malik bin Dinar.
Dinding kamar mandi itu rusak sehingga setiap hari kotoran dan najis masuk ke
dalam rumah Malik bin Dinar. Setiap hari pula Malik bin Dinar membersihkan
rumahnya dan tidak pernah mengatakan apa pun kepada tetangganya.
Akhirnya tetangga itu mengetahui sehingga merasa bersalah lalu mendatangi Malik
dan berkata, “Aku telah sering mengganggumu, tapi mengapa kamu bersabar?”
Malik bin Dinar
menjawab, “Karena Nabi SAW, berwasiat kepada kami tentang tetangga sehingga
kami mengira bahwa tetangga berhak mendapat waris.” orang Yahudi itu akhirnya
masuk Islam dan sangat taat.
Oleh: Dr
HM Harry Mulya Zein
0 Response to "Keutamaan Hidup Bertetangga"
Post a Comment
Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!