Mengutamakan Kejujuran dalam Berniaga
Belum lama ini pemerintah mengeluarkan peraturan menghentikan impor buah dan
sayur. Belakangan diketahui, produk holtikultura itu banyak mengandung lilin
sehingga membahayakan kesehatan.
Bahkan biasanya menjelang Ramadhan atau Idul Fitri nanti, banyak produk makanan
yang dijual pedagang mengandung zat-zat kimia berbahaya seperti formalin.
Sebagian pedagang hanya mengutamakan keuntungan, meski telah merugikan pembeli.
Sungguh sangat memprihatinkan melihat fenomena ini. Sepertinya, sebagian
pedagang, sudah meninggalkan nilai-nilai kejujuran dalam berniaga.
Dalam Islam sudah benar-benar ditegaskan bahwa ketika kita berdagang, maka
harus mengutamakan kejujuran. Jangankan menggunakan bahan-bahan yang mengandung
zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan, mengurangi takaran timbangan pun
telah dilarang dalam agama Islam. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran,
yang berbunyi:
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang
apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi dan apabila
mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.”(QS.
Al-Muthaffifin [83]: 1-3).
Dalam ayat lain, Allah SWT juga menegaskan kepada umat Islam untuk tidak
sekali-kali mengurangi takaran timbangan. Hal itu sebagaimana Allah tegaskan
dalam Alquran “Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah
kamu mengurangi neraca itu” (QS ar-Rahman [55]: 9).
Dalam suatu riwayat dikemukakan, ketika Rasulullah tiba di Madinah, diketahui
bahwa orang-orang Madinah termasuk orang-orang yang paling curang dalam takaran
dan timbangan.
Maka Allah menurunkan ayat tersebut sebagai ancaman kepada orang-orang yang
curang dalam menimbang. Setelah ayat ini turun, orang-orang Madinah termasuk
orang yang jujur dalam menimbang dan menakar (diriwayatkan an-Nasa'i danIbnu
Majah).
Dalam sebuah hadits, Rasul juga pernah bersabda, “Riba itu, sekalipun hasilnya
banyak (menguntungkan), sesungguhnya akan berakibat pada kekurangan (kerugian).”
(HR. Ahmad).
Dengan ayat-ayat di atas, Islam mengajarkan kepada umat-Nya agar selalu tidak
taku akan kehilangan rezeki. Bahwa Allah SWT telah menciptakan langit dan bumi
dengan segala isinya dan menciptakan manusia dengan segala keunggulannya, termasuk
didalamnya, telah diatur kemudahan rezekinya.
Islam juga mengajarkan bahwa setiap umat-Nya untuk selalu tawakal dan menyakini
bahwa Allah telah menyediakan fasilitasuntuk manusia mencari rizki
sebanyak-banyaknya, untuk kepentingan dunia dan akhirat.
“Dialah yang menjadikan Bumi itu mudah bagi kamu,maka berjalanlah di segala
penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. Dan Hanya kepada-Nya-lahkamu
(kembali setelah) dibangkitkan (Q.S. al-Mulk : 15).
Terakhir, kita harus meyakini, Allah SWT merupakan pemilik segala-galanya yang
ada di muka bumi. Jangan pernah takut akan kehilangan rezeki dalam berdagang.
Utamakan selalu kejujuran untuk kemaslahatan bersama.
Oleh Dr HM Harry Mulya Zein
Sumber: republika.co.id
0 Response to "Mengutamakan Kejujuran dalam Berniaga"
Post a Comment
Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!