Jangan Remehkan Kebaikan Sekecil Apapun
Bertaqwalah
kepada Allah. Dan janganlah meremehkan kebaikan sekecil apapun, walau hanya
menuangkan air dari embermu untuk memenuhi tempat orang yang minta minum. Dan
hendaklah menemui saudaramu dengan wajah yang berseri-seri. Dan janganlah kamu
memanjangkan kain (sampai menyeret tanah) karena itu termasuk kesombongan dan tidak
dicintai Allah. Dan apabila ada seseorang yang mencacimu dengan sesuatu yang
kamu tidak melakukannya maka janganlah kamu mempermalukannya dengann
sesuatu yang ia lakukan. Tinggalkanlah dia, urusan (dosa)nya akan dia tanggung
dan kamu akan mendapatkan pahala. Dan janganlah kamu mencaci seorangpun. (HR.
At-Thoyalisi dari Jabir bin Sulaim)
Seringkali
Rasulullah SAW memberi nasehat dan bimbingan kepada para
sahabat dan kita sebagai umatnya, yang mana nasehat itu beliau awali dengan
wasiat taqwa. Seperti halnya hadits di atas. Hal ini mengisyaratkan, agar
dalam melakukan aktifitas apapun harus dilandasi dengan prinsip taqwa.
Jadi melakukan amaliyah itu karena Allah, sesuai dengan ketentuan hukum Allah
(al-Qur’an dan as-Sunnah), mengandalkan kekuatan, pertolongan dan ma’unah dari
Allah dan tidak mengandalkan kekuatan dan kemampuannya sendiri. Selanjutnya
menyerahkan hasil dari semua urusannya kepada Allah.
Apabila
aktifitas dan amalan-amalan yang baik senantiasa dilandasi taqwa maka hasilnya
akan baik, maksimal serta pelakunya bisa istiqomah (tidak angin-anginan). Dalam
situasi apapun dia tetap melakuknnya dengan baik. Dan insya Allah
kebaikannya juga bisa dipetik di akhirat. Lain halnya ketika aktifitas
dan amal-amal perbuatan itu tidak didasarkan taqwallah, tapi nafsu dan
kepentingan, mungkin saja kelihatan baik, tapi pada dasarnya buruk, jahat.
Kelihatan senyum, wajahnya sumeringah tapi hatinya dongkol dan dendam. Atau
ketika dia berhasil melakukan kebaikan dan sukses dia bersikap sombong, merasa
keberhasilan dan kesuksesan itu miliknya sendiri padahal sejatinya milik Allah.
Atau karena telah merasa sukses, akhirnya dia terlena tidak mau lagi
mengevaluasi diri dan memperbaikinya. Alhasil, semua kebaikan agar benar-benar
baik lahir batin, dunia akhirat maka harus didasarkan atas taqwallah.
Nah,
kalau sudah bertaqwa kepada Allah, maka semua aktifitas keduniaan pun bisa
bernilai ibadah. Belajar, berorganisasi bahkan sampai menekuni dunia
politikpun dalam rangka bertaqwa. Jadi untungnya dua kali duani akhirat.
Itulah realisasi makna dari doa fidunya hasanah. Ketika perbuatan duniawi
sudah dilandasi taqwa.
Orang
yang bertaqwa akan hati-hati dengan hukum Allah, hati-hati agar tidak kesandung
pelanggaran terhadap hukum Allah, hati-hati dalam melakukan apapun karena takut
dihisab oleh Allah dan dia merasa selalu diawasi Allah. Akhirnya dosa sekecil
apapun berusaha dia hindari, karena khawatir pas melakukan dosa (meskipun
remeh) itu Allah marah apalagi jangan-jangan ajalnya tiba. Orang bertaqwa
juga adalah orang telaten, dia tidak meremehkan kebaikan meski nampaknya kecil.
Dia akan melakukan kebaikan-kebaikan meski sepele. Dia berfikir, jangan-jangan
justru pada kebaikan yang nampaknya kecil inilah pas Allah menerima dan
meridhoinya. Amalnyanya kecil tapi diterima dan diridhoi oleh Allah SWT.
Sebab
Allah berwenang, kepada siapakah, kapankah dan pada amal apakah Allah meridhoi.
Maka jangan sekali-kali anda wahai orang yang bertaqwa meremehkan kebaikan
sekecil apapun. Di samping itu, ternyata ada kebaikan yang nampaknya kecil tapi
manfaatnya sangat besar. Nabi mencontohkan dalam hadits di atas dengan mengisi
air ke dalam tempat orang yang minta minum. Kelihatannya remeh hanya menuangkan
air satu ember, tapi siapa tahu orang yang ditolong itu sangat ridho. Lalu dia
berdoadan ternyata do’anya itu diterima oleh Allah. Kan kita sendiri akan
mendapatkan kebaikannya.
Atau
air itu dibuat masak, menjadi penyambung hidup, atau untuk wudhu, menjadi bekal
orang itu beribadah. Bisa jadi air itu diminum lalu menjadi kekuatan bagi yang
minum bahkan air itu siapa tahu jadi air sperma lalu melalui air sperma
itu lahir anak-anak yang sholeh.
Kemudian
kanjeng Nabi mengajarkan kalau kita bertermu saudara kita maka harus
dengan senyum dan wajah yang sumeringah. Jangan mbutut alias cemberut.
Kelihatannya remeh, wong hanya senyum dan wajah ceria. Tapi sangat besar
manfaatnya. Senyum dan ceria tanda kita senang dengan ketentuan Allah. Senyum
dan wajah yang ceria akan mendatangkan rezki, teman dan silaturahmi. Sehingga
semakin banyak kebaikan yang akan didapatkan.
Senyum
membuat orang lain senang dan tenang. Dan memberikan kesenangan dan ketenangan
pada orang lain termasuk shodaqoh. Jadi orang yang bertaqwa itu selalu
hati-hati, melakukan kebaiikan sekecil apapun, menjauhi dosa sekecil apapun.
Dia tenang dan tidak grasa grusu. Dan yang selamat itulah orang yang hati-hati.
Sesuai pepatah jawa, alon-alon waton kelakon.
0 Response to "Jangan Remehkan Kebaikan Sekecil Apapun"
Post a Comment
Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!