Maqamat Al-Faqr dalam Tasawuf
Maqamat Al-Faqr dalam Tasawuf - Dalam tahap kefakiran, yakni tidak
memiliki harta, seorang menempuh jalan hakikat tidak bakal tiba di tujuan
kecuali bila dia sudah melewati tahap kezuhudan. Bagi seseorang yang
menginginkan dunia, meski tidak memiliki harta, nama faqr hanyalah angan-angan
belaka. Faqr adalah suatu nama, kebiasaan, kebenaran. Namanya bermakna tidak
mengumpulkan harta, meski sangat menginginkannya, kebiasaannya adalah tidak
memiliki harta, meski bersifat zuhud kebenarannya adalah kemustahilan memiliki
harta.
Karena seorang
pemilik hakikat melihat segala sesuatu dengan sarananya dalam kekuasaan Allah,
maka ia memandang bahwa menyerahkan harta kepada orang lain adalah di
perbolehkan.
Fakir secara etimologi
artinya membutuhkan atau memerlukan.
Kata fakir mengandung pengertian miskin terhadap spiritual atau hasrat
yang sangat besar terhadap pengosongan jiwa untuk menuju kepada Allah.
Dalam term sufi
pengertian fakir menunjukkan kepada seseorang yang telah mencapai akhir “lorong
spiritual”. Menurut Qudamah bahwa semua
orang itu fakir, karena mereka membutuhkan kemurahan Tuhan.
Fakir dapat
berarti sebagai kekurangan harta dalam menjalani kehidupan dunia. Sikap fakir penting dimiliki oleh orang yang
berjalan menuju Allah, karena kekayaan atau kebanyakan harta memungkinkan
manusia lebih dekat pada kejahatan dan sekurang-kurangnya membuat jiwa
tertambat pada selain Dia.
Menurut
Al-Ghazali, fakir dibagi dua macam, yaitu sebagai berikut.
-Fakir secara
umum, yaitu hajat manusia kepada yang menciptakan dan yang menjaga
eksistensinya. Fakir seperti ini adalah
fakir seorang hamba terhadap Tuhannya.
Sikap seperti ini hukumnya wajib karena menjadi sebagian iman dan
sebagai buah dari ma’rifat.
-Fakir Muqayyad
(terbatas), yaitu kepentingan yang menyangkut kehidupan manusia, seperti uang
yang belum memiliki atau dengan kata lain kepentingan manusia yang dapat
dipenuhi selain Allah.
Ada beberapa
golongan orang-orang faqir:
-Mereka
memandang dunia dan hartanya sebagai bukan kekayaan. Jika mereka mampu
memperolehnya, maka mereka memberikannya kepada orang laen sebab mereka tidak
menginginkannya dalam kehidupan dunia ini dan aherat nanti.
-Mereka yang
tidak memperhatikan amal-amal dan ibadahnya sendiri, meskipun dari mereka
semuanya itu bersumber dari mereka- mereka tidak mengetahui kekayaan mereka
sendiri dan tidak mengharapkan ganjaran apapun.
-Mereka yang
dua kualitas atau dua sifat ini, tidak memandang hal dan maqom mereka sendiri
sebagai ,ilik mereka. Mereka memandang hal dan maqom mereka sendiri sebagai
milik mereka. Mereka memandang semua ini adalah anugrah dari Allah.
-Mereka yang
tidak menganggap dzat dan eksisitensi mereka sendiri sebagai milik mereka tidak
juga diri mereka sendiri. Dzat, kualitas, hal, maqom, dan amal mereka tidaklah
ada dan bukan apa-apa. Mereka tidak meninggalkan apa-apa di dunia dan diaherat.
Kebutuhan
adalah sifat orang miskin dan ada dalam dirinya. Disini tidak ada penegasan
watak atau sifat. Inilah makna faqr, yang tidak dimiliki oleh sebagian sufi.
0 Response to "Maqamat Al-Faqr dalam Tasawuf"
Post a Comment
Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!