Maqamat Ash-Shabr dalam Tasawuf

Maqamat Ash-Shabr dalam Tasawuf - Abu Zakaria Ansari berkata : “sabar merupakan kemampuan seseorang dalam mengendalikan dirinya terhadap sesuatu yang terjadi, baik yang disenanginya maupun yang dibencinya.”  Abu Ali Daqaq mengatakan : “hakikat sabar ialah keluar dari suatu bencana sebagaimana sebelum terjadi bencana itu.”  Dan Imam Al-ghazali mengatakan : “sabar ialah suatu kondisi jiwa yang terjadi karena dorongan ajaran agama dalam mengendalikan hawa nafsu.”

Sabar dalam terminologi tasawuf adalah keadaan jiwa yang kokoh, stabil, dan konsekuen dalam pendirian.  Jiwanya tidak tergoyahkan, pendiriannya tidak berubah bagaimanapun berat tantangan yang dihadapi.

Dalam tasawuf, sabar dijadikan satu maqam sesudah maqam fakir.  Karena persyaratan untuk dapat konsentrasi dalam zikir orang harus mencapai maqam fakir, tentu hidupnya akan dilanda berbagai macam penderitaan dan kepincangan.  Oleh karena itu, harus segera melangkah ke maqam sabar.

Menurut al-Ghazali, sabar jika dipandang sebagai pengekangan tuntutan nafsu dan amarah, dinamakan sebagai kesabaran jiwa (ash-shabr an-Nafs), sedangkan menahan terhadap penyakit fisik, disebut sebagai sabar badani (ash-shabr badani).  Kesabaran jiwa sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek.  Misalnya, untuk menahan nafsu makan dan sex yang berlebihan.

Salah satu dari antara sikap jiwa yang akan mengantaran kepada keberuntungan sukses dan kebahagiaan adalah sabar. Sabar ialah teguh hati tanpa mengeluh ditimpa bencana. Apabila dikaitkan dengan pandangan islam maka sabar adalah tabah meneriam ujian ujian Allah dalam bakti dan perjuangan dengan tujuan memperoleh ridho nya. Sikap sabar ini sebenarnya merupakan perlengkapan primer dalam rohani manusia karena dengan sabar seseorang dapat sukses dan berhasil dalam cita-citanya. Sebaliknya orang yang tidak sabar usahanya akan berhenti dan cita-citanya hanya akan menjadi bayangan semunya saja.

Pada prinsipnya sabar itu harus diterapkan dalam setiap aspek kehidupan justru setiap medan pekerjaan dan perjuangan ada tantangan.

SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Sarana Belajar Hukum Islam dan Hukum Positif

0 Response to "Maqamat Ash-Shabr dalam Tasawuf"

Post a Comment

Terimah Kasih Telah Berkunjung Ke blog yang sederhana ini, tinggalkan jejak anda di salah satu kolom komentar artikel blog ini! jangan memasang link aktif!